tirto.id - Menteri Sosial yang baru, Idrus Marham, ternyata bukan hanya terkenal sebagai politikus. Di awal kariernya, ia justru dikenal di lingkungan akademisi sebagai dosen. Bahkan pernah menyandang predikat dosen terbaik di Universitas Islam Attahiriyah (UNIAT) Jakarta.
Pria kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan, ini pernah mengajar di sejumlah perguruan tinggi, antara lain: Universitas Islam Attahiriyah Jakarta, Untar (Universitas Tarumanagara), Universitas 17 Agustus 45 Jakarta. Jabatan terakhir di lingkungan akademik yang disandangnya adalah Pembantu Rektor (Purek) III di UNIAT Jakarta pada 1987-1992.
Prestasi Idrus Marham di dunia pendidikan dibarengi aktivitas organisasi yang cukup aktif. Dimulai sejak bangku SMP dan SMA, ia sudah aktif terlibat dalam kegiatan OSIS hingga lulus SMA pada 1979.
Ia melanjutkan pendidikan S1 di Fakultas Syari'ah IAIN Alaudin, Makassar dengan tetap aktif di sejumlah organisasi kampus. Beberapa diantaranya Senat Mahasiswa, Dewan Mahasiwa, Pelajar Islam Indonesia (PII), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), serta Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII).
Kemudian, pada 1983, Idrus Marham melanjutkan pendidikan S2 di Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo, Semarang. Pada tahun 2009 ketika masih menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009, Idrus Marham menyelesaikan pendidikan S3-nya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Wakil Pemuda Dunia pada 2005 ini juga meraih gelar doktor ilmu politik dengan predikat cum laude setelah mempertahankan disertasi berjudul “Demokrasi Setengah Hati; Studi Kasus Elite Politik di DPR RI 1999-2004” melalui ujian terbuka promosi doktor yang diuji oleh Prof. Dr. Ichlasul Amal, Dr. Pratikno dan Prof. Dr. Bachtiar Effendi.
Karier politik Idrus Marham dimulai saat terpilih sebagai anggota MPR RI pada Pemilu 1997 dan berlanjut menjadi anggota DPR/MPR RI periode 2009-2014.
Nama mantan Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) periode 2002-2005 ini banyak menjadi sorotan media saat berkiprah dalam keanggotaan di Panitia Khusus (Pansus) Angket Century pada 2009-2010.
Tak hanya itu, karier politiknya semakin menanjak saat ia dipercaya Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai berlambang pohon beringin. Ia mendampingi ARB sebagai sekjen sejak Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar Riau dan dipilih kembali sebagai sekjen saat Munas Partai Golkar Bali dimana Setya Novanto terpilih sebagai Ketum.
Bahkan suami Ridho Ekasari ini pernah menyatakan niatnya menggantikan ARB dengan maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar, Mei 2016.
Idrus Marham saat itu mengaku sudah memiliki enam syarat yang harus dipenuhi bagi calon Ketum Golkar, kecuali satu hal yakni terkait pendanaan.
"Ya, keenam syarat untuk memimpin Partai Golkar ini saya punya semua, terkecuali dana,” kata Idrus Marham.
Jabatan lain di partai Golkar yang pernah diemban Idrus Marham adalah Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Golkar. Ia diangkat jadi Plt Ketum Golkar atas dasar hasil Rapat Pleno Nasional DPP Partai Golkar, Selasa (21/11/2017). Posisinya ini menggantikan Setya Novanto yang saat itu masih menjalani proses hukum di KPK.
Idrus bertugas hingga Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memberi putusan atas praperadilan yang diajukan Setya Novanto. Lalu berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar Airlangga Hartarto ditetapkan sebagai Ketum Golkar menggantikan Setya Novanto dan Idrus kembali menjabat sebagai Sekjen.
Hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengangkat Idrus Marham sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang akan maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jawa Timur 2018. Presiden Jokowi melantik Idrus Marham Rabu (17/1/2018) pagi ini di Istana Negara, Jakarta.
Selepas pelantikan Idrus Marham sebagai Menteri Sosial, ada dua menteri di Kabinet Kerja yang saat ini rangkap jabatan. Dua menteri yang rangkap jabatan itu adalah Idrus Marham sebagai Mensos juga menjabat Sekjen Partai Golkar dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri