Menuju konten utama

Kinerja Sektor Jasa Keuangan Relatif terjaga pada Kuartal II-2022

Mahendra Siregar memastikan, kinerja sektor jasa keuangan relatif terjaga dengan intermediasi lembaga jasa keuangan yang masih tumbuh.

Kinerja Sektor Jasa Keuangan Relatif terjaga pada Kuartal II-2022
Calon Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang juga Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menyampaikan paparan saat uji kepatutan dan kelayakan calon Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Komisi XI DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2022). Mahendra Siregar dan Darwin Cyril Noerhadi akan bersaing memperebutkan kursi ketua Dewan Komisioner OJK periode 2022 - 2027 melalui seleksi tahap akhir di DPR. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.

tirto.id - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar memastikan, kinerja sektor jasa keuangan relatif terjaga dengan intermediasi lembaga jasa keuangan yang masih tumbuh. Hal ini sejalan dengan kinerja perekonomian domestik yang cukup baik.

Berdasarkan catatan OJK, Kredit perbankan pada triwulan II-2022 tumbuh sebesar 10,66 persen secara year on year (yoy) per Juni 2022. Pertumbuhan ini ditopang pertumbuhan kredit korporasi sebesar 12,87 persen (yoy). Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 9,13 persen (yoy) di tengah giro yang tumbuh 19,57 persen (yoy) diikuti tabungan 12,31 persen (yoy).

"Sejalan dengan kinerja intermediasi perbankan, penyaluran pembiayaan melanjutkan tren positif dengan pertumbuhan 5,63 persen (yoy) per Juni 2022 didukung pembiayaan terutama investasi dan modal kerja yang tumbuh masing-masing sebesar 19,6 persen dan 18,8 persen," katanya dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala III KSSK 2022, Senin (1/8/2022).

Di sisi lain, OJK juga mencatat industri perasuransian berhasil meningkatkan penghimpunan premi hingga Rp27,8 triliun pada Juni 2022 dengan premi Asuransi Jiwa Rp15,2 triliun dan Asuransi Umum Rp12,6 triliun. Sedangkan penghimpunan dana di pasar modal hingga 26 Juli 2022 mencapai Rp123,5 triliun dengan tambahan 32 emiten baru.

Sementara kinerja pasar saham masih mampu menguat 5,70 persen (ytd) ke level 6.898,22 per 27 Juli 2022 dan termasuk dalam bursa saham dengan kinerja terbaik di kawasan. Hal ini ditunjang dengan net buy nonresiden di pasar saham Rp58,29 triliun di tengah volatilitas pasar keuangan global.

Namun demikian, perlu dicermati bahwa tekanan terhadap pasar keuangan global juga sudah mulai berdampak pada pasar saham domestik. Hal ini terlihat dari meningkatnya volatilitas di pasar saham domestik dan kendati secara ytd nonresiden masih mencatatkan inflow sebesar Rp58,29 triliun, namun sejak bulan Mei hingga 27 Juli 2022 telah mencatat net sell sebesar Rp13,88 triliun, sejalan dengan outflow di emerging economy lainnya.

Lebih lanjut, risiko kredit terjaga, baik pada industri perbankan maupun pembiayaan didukung likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. NPL gross perbankan per Juni 2022 terpantau turun menjadi sebesar 2,86 persen, sementara rasio NPF perusahaan pembiayaan di level 2,81 persen. Likuiditas perbankan memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) di level 133,35 persen dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) di level 29,99 persen pada Juni 2022.

Ketahanan permodalan industri jasa keuangan memadai dengan CAR perbankan mencapai 24,69 persen, sejalan dengan kuatnya permodalan industri asuransi jiwa dan asuransi umum dengan Risk-Based Capital (RBC) masing-masing di level 481,01 persen dan 318,24 persen. Demikian halnya dengan gearing ratio perusahaan pembiayaan yang sebesar 1,98 kali.

"Dalam rangka menjaga SSK di tengah meningkatnya risiko eksternal, OJK akan proaktif memperkuat kebijakan prudensial di sektor jasa keuangan dalam menjaga stabilitas industri jasa keuangan," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait SEKTOR KEUANGAN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang