Menuju konten utama

Kilas Balik Final Piala Dunia 1986: Messi Ikuti Jejak Maradona?

Final Piala Dunia 2022 menjadi peluang Messi mengikuti jejak Maradona yang sukses mengantarkan Argentina juara Piala Dunia 1986.

Kilas Balik Final Piala Dunia 1986: Messi Ikuti Jejak Maradona?
Lionel Messi dari Argentina gol pertama timnya selama pertandingan sepak bola semifinal Piala Dunia antara Argentina dan Kroasia di Stadion Lusail di Lusail, Qatar, Selasa, 13 Desember 2022. (Foto AP / Martin Meissner)

tirto.id - Lionel Messi berpeluang mengikuti jejak Diego Maradona yang membawa Argentina menjadi juara Piala Dunia 1986. Pemain berusia 35 tahun itu untuk kedua kalinya mengantarkan Tim Tango lolos ke partai puncak World Cup.

Setelah gagal pada edisi 2014, Messi kembali mendapat kesempatan untuk meraih trofi bersama Timnas Argentina di final Piala Dunia 2022. Final ini merupakan yang keempat dalam sejarah bagi La Albiceleste.

Hingga kini, Argentina telah meraih 2 gelar juara world cup. Di final Piala Dunia 2014, kesempatan merebut trofi pupus karena Messi dan kawan-kawan tumbang dari Jerman dengan skor 1-0.

Bagi La Pulga, final Piala Dunia 2022 kemungkinan menjadi yang terakhir. Apabila Argentina kali ini berhasil mengalahkan Prancis, Messi akan menyamai pencapaian Diego Maradona.

Kilas Balik Piala Dunia 1986 & Capaian Tertinggi Maradona

Di Piala Dunia 1986 (edisi Meksiko), Argentina sebenarnya tak masuk dalam jajaran tim unggulan. Empat tahun sebelumnya, di ajang world cup edisi Spanyol, Tim Tango hanya bisa bertahan sampai ronde 2.

Namun, bukan berarti La Albiceleste tidak diperhitungkan di Meksiko. Saat itu, Argentina memiliki Diego Armando Maradona sebagai kapten. Sang pemain sedang bersinar di level klub usai gabung dengan Barcelona dan kemudian Napoli.

Kegagalan di Piala Dunia 1982 pun dibayar lunas oleh Diego Maradona empat tahun kemudian. Di Piala Dunia 1986, ia mencetak 5 gol dan 5 assist sepanjang turnamen. Tidak hanya trofi juara, dia menyabet pula gelar pemain terbaik.

Kontribusi Maradona bagi Timnas Argentina di World Cup 1986 memang luar biasa. Tak hanya gol dan assist, ia sekaligus menjadi jantung permainan Tim Tango.

Dia tercatat menjadi pemain yang paling merepotkan pertahanan lawan sepanjang turnamen. Hal itu terlihat dari statistik Maradona sebagai pemain yang paling banyak dilanggar selama World Cup 1986, yakni 53 kali.

Maradona bahkan sukses membetot perhatian publik sepak bola dunia lewat penampilan apik serta kontroversinya. Yang paling diingat tentu "gol tangan tuhan" dari Maradona yang menghancurkan mimpi Inggris di babak perempat final.

Gol itu memang kontroversial tetapi tidak melenyapkan kharisma sang pemain. Di laga yang sama, Maradona memukau seisi stadion dengan aksi solo run melewati 5 pemain Inggris untuk mencetak gol kedua untuk Argentina. The Three Lions hanya mampu membalas 1 gol setelahnya lewat aksi Gary Lineker sehingga laga berakhir dengan skor 2-1.

Di babak final Piala Dunia 1986, Maradona dan kawan-kawan menghadapi Jerman Barat. Laga ini berlangsung di Estadio Azteca, Mexico City pada 29 Juni 1986 dan disaksikan 114 ribu penonton.

Skuad Argentina harus melawan salah satu tim terbaik dunia sekaligus kandidat peraih gelar juara. Timnas Jerman Barat saat itu diperkuat sejumlah pemain terbaik Eropa, seperti Lothar Matthäus, Karl-Heinz Rummenigge, hingga Rudi Völler.

Argentina sempat unggul 2 gol lebih dulu melalui aksi Jose Luis Brown dan Jorge Valdano. Namun, Jerman Barat berhasil menyamakan kedudukan berkat gol Karl-Heinz Rummenigge di menit 74 dan Rudi Völler, 6 menit berselang.

Gol kemenangan Argentina tercipta pada menit 84' dari kaki Jorge Burruchaga. Menerima umpan di area tengah lapangan, Maradona masih mampu leluasa menggiring bola meski sejumlah pemain Jerman Barat berupaya menutup ruang geraknya.

Burruchaga yang tidak terkawal berlari ke area pertahanan lawan. Maradona langsung melepaskan umpan kepada Burruchaga, yang sudah berhadapan dengan kiper Harald Schumacher. Dia berhasil melakukan sontekan terukur dan membuat Argentina unggul 3-2 atas Jerman Barat.

Mengenai golnya di final Piala Dunia 1986 itu, Burruchaga mengatakan Maradona seolah memiliki mata di belakang kepala. Menurut dia, sang kapten bisa mengirim umpan jitu meski pada waktu yang sama sedang membelakanginya.

Mengutip laporan The Guardian, meskipun pemain Argentina lainnya seperti Jorge Valdano, Sergio Batista, dan Jorge Burruchaga juga memiliki peran penting, tanpa Maradona hampir mustahil Tim Tango bisa merebut gelar juara Piala Dunia 1986.

Peluang Messi Ikuti Jejak Maradona

Meski peran Messi di Piala Dunia 2022 tidak sevital Maradona di World Cup 1986, kontribusinya di Timnas Argentina jelas sangat penting. Setidaknya Messi masih memiliki peluang mengikuti jejak Maradona dengan merebut gelar juara bersama Argentina, serta menyamai pendahulunya itu via jumlah gol dan assist.

Dalam 6 penampilannya bersama Timnas Argentina di Piala Dunia 2022, Messi telah 4 kali menjadi man of the match. Dengan catatan tersebut, La Pulga termasuk kandidat kuat peraih gelar pemain terbaik.

Hingga babak semifinal lalu, Messi juga telah mencetak 5 gol serta 3 assist di Piala Dunia 2022. Ia berpeluang melampaui Maradona andai mampu mencetak gol di laga final dan membawa Argentina juara untuk kali ke-3.

Namun, Messi harus bekerja lebih keras apabila ingin menyamai atau bahkan melampaui prestasi Maradona di Piala Dunia 1986. Pasalnya, lawan Argentina di final adalah Prancis yang berstatus juara bertahan.

Sama seperti Argentina, Prancis juga mengincar gelar Piala Dunia ke-3 mereka sepanjang sejarah. Oleh sebab itu, final Piala Dunia 2022 bakal menjadi tantangan tersendiri bagi Lionel Messi.

Apalagi, Messi sudah menyatakan, Piala Dunia 2022 bakal menjadi penampilan terakhirnya bareng Timnas Argentina di world cup. Jadi, laga melawan Prancis pada 18 Desember 2022 bakal menjadi kesempatan terakhir La Pulga memenangkan trofi piala dunia.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2022 atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Permadi Suntama
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Addi M Idhom