Menuju konten utama

Khutbah Jumat Singkat Menyambut Bulan Muharam & Keistimewaannya

Contoh teks khutbah Jumat menyambut Muharam membahas keutamaan bulan tersebut dalam Islam dan amalan ibadah sunah yang dapat dijalankan.

Khutbah Jumat Singkat Menyambut Bulan Muharam & Keistimewaannya
Seorang pelajar SMP Al-Hikmah Kota Surabaya, Ahmad Firdaus As Sabil terpilih menjadi khotib dan imam shalat Jumat di Masjid Nurul Faidzin, komplek Kantor Dispendik Kota Surabaya, Jatim, Jumat (23/4/2021). (FOTO ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya)

tirto.id - Contoh teks khutbah Jumat menyambut Muharam akan membahas keutamaan bulan tersebut dalam Islam dan amalan ibadah sunah yang dapat dijalankan.

Kedatangan Muharam menandai awal masuknya tahun baru hijriah. Bulan tersebut membawa keutamaan yang dijelaskan Allah subhanahu wa ta'ala dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Selain tidak bolehnya ada pertumpahan darah, Muharam juga memiliki keutamaan dalam pengampunan dosa bagi umat Islam yang menjalankan puasa sunah Asyura.

Kehadiran Muharam yang hanya setahun sekali seperti Ramadan, layak untuk diperhatikan segenap umat Islam.

Berbagai keutamaannya sebaiknya tidak disia-siakan. Salah satunya dengan memperbanyak puasa sunah di dalamnya.

Berikut materi khutbah Jumat singkat yang berkaitan dengan Muharam.

Materi Khutbah Jumat Menyambut Muharam

Khutbah Pertama

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Amma ba’du ...

Ma’asyiral Muslimin, jemaah yang dirahmati Allah

Melalui mimbar Jumat hari ini, Kami wasiatkan pada diri kami pribadi dan jemaah sekalian agar selalu teguh menggenggam erat keimanan dan ketakwaan sampai akhir hayat. Iman dan ketakwaan menjadi modal kita menggapai ridho Allah demi kebaikan hidup di dunia dan akhirat.

Salam dan salawat semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa salam beserta keluarga, sahabatnya, dan segenap umat Islam yang selalu konsisten dalam berislam. Semoga kita menjadi umat yang memperoleh syafaat dari beliau. Amin.

Jemaah yang dirahmati Allah

Muharam segera menyapa kita. Bulan pertama dalam kalender kamariah ini menjadi pembuka tahun 1445 hijriah. Mari kita sambut kedatangannya dengan cara yang paling baik, yaitu melakukan berbagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Muharam bukan bulan biasa. Bulan tersebut menjadi salah satu bulan haram yang di dalamnya tidak diperkenankan melakukan perbuatan keji dan dilarang. Allah subhanahu wa ta'ala menyinggung langsung mengenai bulan haram di dalam Al Quran.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. At-Taubah: 36)

Bulan haram seperti yang disebutkan dalam surah At Taubah ayat 36 terdiri dari Zulkaidah, zilhijah, Muharam, dan Rajab. Pada zaman Rasulullah dan para sahabatnya, keempat bulan haram sangat dihormati. Salah satu amalan yang ditekankan yaitu puasa sunah.

Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak puasa di waktu Muharam semampunya. Banyak berpuasa di sini bukan berarti menjalankannya sebulan penuh. Salah satu cara memperbanyak puasa yaitu mengikuti anjuran waktu puasa sunnah seperti puasa Senin dan Kamis, puasa Daud, hingga puasa ayamul bidh.

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan selain pada bulan Sya’ban.” (HR. Muslim no. 1156)

Selain itu, ada satu amalan puasa sunah yang khusus dilaksanakan pada saat Muharam, yaitu puasa Asyura. Puasa ini dilaksanakan pada 10 Muharam. Umat Islam yang menjalankan puasa Asyura dijanjikan kebaikan berupa penghapusan dosa setahun yang lalu sebagaimana sabda Nabi Muhammad:

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162).

Ma’asyiral Muslimin, jemaah yang dilindungi Allah

Puasa Asyura dilaksanakan seperti puasa pada umumnya, yaitu menahan diri dari semua yang membatalkan puasa dari matahari terbit sampai terbanam. Hanya saja, ada anjuran pula dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menambah satu hari berpuasa pada 9 Muharam (tasu'a), sebelum melakukan puasa Asyura 10 Muharam. Hal ini sebagai bentuk menyelisihi ibadah orang Yahudi.

Ibnu Abbad radhiyallahu 'anhu berkata saat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan puasa Asyura dan memerintahkan kaum muslimin melakukannya, ada sahabat mengatakan jika pada hari itu merupakan hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani. Rasululullah lalu bersabda:

“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” (HR. Muslim no. 1134)

Kendati demikian, Ibnu Abbas mengatakan, amalan puasa 9 Muharam tersebut belum sempat dilaksanakan. Rasulullah telah meninggal sebelum puasa tasu'a benar-benar dijalankan.

Imam Syafi'i dan ulama Syafi'iyyah, Imam Ahmad, Ishaq, dan lainnya berpendapat tetap dianjurkan berpuasa di hari 9 dan 10 Muharam. Sebab, Rasulullah telah berpuasa di hari ke-10 dan memiliki niat berpuasa pula di hari ke-9. Bahkan, Imam Syafi'i dalam Al Umm dan Al Imla' berkata, disunnahkan pula berpuasa tiga hari sekaligus pada 9,10, 11 Muharam

Ulama Hanafiyah menegaskan makruh jika hanya berpuasa Asyura, tanpa diiringi puasa tasu'a. Sebaliknya, ulama Hambali berpendapat tidak makruh jika hanya berpuasa di 10 Muharam saja.

Dengan demikian, umat Islam dapat memilih beberapa opsi yang diyakininya terkait pelaksanaan puasa Asyura 10 Muharam, yakni puasa hanya pada 10 Muharam; dibarengi puasa tasu'a pada 9 Muharam; atau menjalankan tiga puasa berturut-turut pada 9,10, dan 11 Muharam. Penambahan puasa tersebut untuk meyelisihi kebiasaan Yahudi. Wallahu a'lam bish showwab.

Demikian khutbah Jumat kali ini. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayahNya

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua (Doa)

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani