Menuju konten utama

Keunikan Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat, Arsitektur, dan Fungsinya

Rumah adat nuwo sesat tergolong sebagai rumah panggung dengan badan rumah tidak langsung menempel tanah, melainkan ditopang oleh tiang-tiang.

Keunikan Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat, Arsitektur, dan Fungsinya
Rumah Nuwo Sesat. wikimedia commons/Fair use

tirto.id - Masyarakat Provinsi Lampung memiliki rumah adat bernama nuwo sesat. Rumah adat ini dibangun dengan ciri-ciri khusus yang diadaptasi dari budaya masyarakat setempat.

Rumah adat sendiri merupakan rumah bagi penduduk asli suatu wilayah atau daerah. Menurut e-modul"Keberagaman di Sekitarku" rumah adat menjadi produk budaya dari hasil penggunaan peralatan dan teknologi oleh suatu masyarakat.

Perbedaan peralatan, teknologi, kebiasaan, hingga sistem kepercayaan membuat setiap rumah adat yang ada di Indonesia berbeda-beda. Kendati demikian, perbedaan inilah yang menjadikan kekayaan produk budaya Indonesia berupa rumah adat.

Rumah adat nuwo sesat telah ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2015. Warisan budaya masyarakat Lampung ini menyimpan berbagai keunikan dari segi arsitektur dan fungsi yang patut dilestarikan.

Arsitektur Rumah Adat Nuwo Sesat

Rumah adat nuwo sesat tergolong sebagai rumah panggung. Artinya, badan rumah tidak langsung menempel dengan tanah, melainkan ditopang oleh tiang-tiang yang umumnya terbuat dari kayu.

Menurut Kiki Ratnaning Arimbi dalam buku "Berselancar Ke-34 Rumah Adat, Yuk!" rumah adat nuwo sesat biasanya berdiri dekat dengan sungai. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Lampung membangunnya dalam bentuk panggung, agar dapat melindungi penghuninya apabila air sungai meluap.

Rumah nuwo sesat memiliki atap lebar yang terbuat dari anyaman ilalang atau kayu. Penggunaan bahan-bahan ini memiliki dua keuntungan. Keuntungan yang pertama adalah melindungi rumah dari serangan hewan, sementara keuntungan kedua adalah ringan dan antigempa. Kendati demikian, ada juga rumah-rumah nuwo sesat yang kini dibangun dengan bahan-bahan yang lebih modern.

Badan rumah nuwo sesat berbentuk persegi panjang dengan tinggi dinding dibuat setengah bangunan. Mengingat rumah ini merupakan rumah panggung, penghuni membutuhkan tangga untuk mengakses area dalam rumah. Tangga rumah nuwo sesat diletakkan di tengah-tengah bangunan yang terhubung dengan bangunan induk.

Infografik SC Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat

Infografik SC Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat. tirto.id/Sabit

Fungsi Rumah Nuwo Sesat

Sebagaimana sebuah rumah, nuwo sesat dimanfaatkan oleh masyarakat Lampung sebagai tempat tinggal. Umumnya, orang yang menghuni nuwo sesat adalah kerabat tertua yang mewarisi kekuasaan untuk memimpin keluarga.

Selain itu, rumah adat nuwo sesat juga kerap difungsikan sebagai tempat menyelenggarakan pertemuan adat maupun upacara adat. Hal ini menyebabkan nuwo sesat sering disebut sebagai sesat balai agung. Beberapa kegiatan adat yang diadakan di rumah nuwo sesat termasuk:

  • pertemuan adat atau tempat bermusyawara masyarakat setempat;
  • menyelenggarakan perikahan;
  • menyelenggarakan kegiatan seni;
  • menyelenggarakan upacara adat lain yang dipimpin oleh tetua adat.

Konsep Siger dalam Rumah Sesat Agung Bumi Gayo

Saat ini rumah adat nuwo sesat banyak digunakan sebagai objek wisata. Salah satu rumah nowo sesat yang bisa dikunjungi sebagai objek wisata saat ini adalah Balai Adat Sesat Agung Bumi Gayo yang ada di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

Muhammad Diaz Adiyudha dan Alwin Suryono dalam penelitiannya pada 2018 menyebutkan bahwa bentuk Balai Adat Sesat Agung Bumi Gayo memiliki konsep siger pada bagian atapnya.

Siger sendiri merupakan simbol Provinsi Lampung berupa mahkota agung yang biasa dikenakan oleh wanita dalam upacara sakral. Selain menggambarkan kejayaan dan kekayaan, simbol siger juga dipercaya mengandung makna feminisme.

Baca juga artikel terkait RUMAH ADAT atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy