Menuju konten utama

Ketua DPP PAN Desak Ratna Jelaskan Kasus Penganiayaan ke Publik

Menurut Yandri ada kemungkinan kronologi yang terpotong dari hasil penelusuran polisi terhadap kasus Ratna Sarumpaet.

Ketua DPP PAN Desak Ratna Jelaskan Kasus Penganiayaan ke Publik
Aktivis Ratna Sarumpaet (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)

tirto.id - Ketua DPP PAN, Yandri Sutanto mendesak Ratna Sarumpaet berbicara ke publik ihwal dugaan penganiayaan yang dialaminya agar simpang siur informasi ini tidak menjadi polemik.

"Sebaiknya dalam waktu dekat Bu Ratna harus muncul ke permukaan dan panggil wartawan kalau perlu, kalau dia benar-bener diinjak, dilempar ke trotoar, sampai ada jahitan, kan bisa divisum," kata Yandri, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2018).

Hal ini disampaikan Yandri sehubungan dengan munculnya hasil penelusuran polisi yang menyatakan tidak ada bukti Ratna mengalami penganiayaan, melainkan memperkuat dugaan publik bahwa luka yang diderita anggota tim pemenangan Prabowo-Sandiaga itu akibat operasi plastik.

Hanya saja, Yandri masih mempercayai keterangan Ratna yang mengaku kepada sejumlah pihak mengalami penganiayaan pada 21 September 2018, di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung.

"Apa mungkin operasi plastik sampai ke belakang-belakang. Kan enggak mungkin. Sampai ada jahitan," kata Yandri.

Menurut Yandri, sangat mungkin Ratna memang sudah mengalami penganiayaan sebelum menjalani perawatan wajah di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika, seperti hasil penelusuran polisi.

Sehingga, menurut Anggota Komisi II DPR ini, terdapat kemungkinan kronologi yang terpotong dari hasil penelusuran polisi.

"Bagaimana dia masuk (rumah sakit) itu kan tidak dibuat rilis oleh polisi. Pokoknya dia dirawat di ruangan itu, oleh dokter itu, tapi tidak dijelaskan polisi apakah Bu Ratna itu masuk dalam keadaan sudah babak belur," kata Yandri.

Yandri pun meminta polisi untuk menelusuri lagi bagian kronologi yang menurutnya terpotong itu guna memastikan kebenaran kasus ini.

"Misalkan kalau benar Bu Ratna itu benar-benar dianiaya ya sejatinya semangatnya harus sama dengan ketika polisi melakukan investigasi ke rumah sakit, ke atm, kemana lagi gitu," kata Yandri.

Kasus dugaan penganiayaan terhadap Ratna ini bermula dari unggahan foto di Facebook milik Rusdianto Samawa, Selasa (2/10/2018). Foto itu menunjukkan muka Ratna dalam kondisi lebam, terutama di bagian dua matanya.

Rusdianto pun menambahkan keterangan, "Ratna Sarumpaet dikeroyok orang tak dikenal. Ibu Ratna Sarumpaet dalam kondisi babak belur pagi ini, Rumah Sakit masih dirahasikan karena beliau masih dalam kondisi Trauma berat dipukuli beberapa Orang.

Ya Rabb, siapapun mereka baik dalang maupun pelaku nya Matikan mereka dalam kehinaan yang sehina hinanya. Mohon doanya agar Ibu Ratna Sarumpaet segera diberi kesembuhan, Untuk Lokasi Rumah Sakit sengaja masih di Rahasiakan demi Keamanan.

Nara Sumber : Mba Lili Bertha Kartika."

Kabar dari media sosial ini kemudian dibenarkan Juru Bicara Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak. "Kami telepon Mbak Ratna, jadi betul beliau itu dikeryok dimasukkan ke dalam mobil, dan dikeroyok oleh orang yang tak dikenal di Bandara Bandung, 21 September," kata Dahnil saat dihubungi, Selasa (2/10/2018).

Namun, sampai saat ini Ratna belum memberikan keterangan apapun terkait dugaan pengeroyokan terhadapnya. Ia belum bisa dihubungi dan ditemui wartawan.

Baca juga artikel terkait KASUS PENGEROYOKAN atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Dipna Videlia Putsanra