tirto.id - Bencana merupakan hal yang tidak terduga dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Bencana sendiri terdiri dari bencana alam atau bencana sosial.
Menurut laman BNPB, bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana alam merupakan peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, dan lain sebagainya. Sementara bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan oleh manusia antara lain konflik sosial antarkelompok, konflik antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Ketika dan sebelum terjadinya bencana perlu dilakukan beberapa langkah atau prosedur yang biasa disebut sebagai mitigasi bencana.
Mitigasi bencana meliputi bagaimana cara mengurangi dampak dari bencana seperti dampak kerusakan dan kerugian finansial serta bagaimana menyelamatkan diri atau orang lain.
Cara menyelamatkan bayi dan anak ketika terjadi bencana
Bayi dan anak balita merupakan prioritas penting untuk diselamatkan dan diamankan ketika terjadi bencana.
Hal ini disebabkan karena mereka secara umum belum bisa memahami apa yang sedang terjadi apalagi menyelamatkan diri. Namun, bencana yang terjadi tetap dapat mempengaruhi mereka baik secara fisik maupun psikologis.
Dilansir dari laman UPMC dan laman CDC, berikut adalah cara menyelamatkan bayi dan anak-anak ketika terjadi bencana.
1. Siapkan kotak P3K dan persediaan darurat
Kotak P3K dan persediaan dasar darurat sangat penting untuk disiapkan ketika terjadi bencana, terutama untuk keperluan bayi dan anak. Beberapa hal yang dapat disiapkan adalah pakaian, popok, botol susu formula atau pompa ASI, mainan, selimut, termometer, penghilang rasa nyeri dan obat-obatan lainnya.
2. Siapkan rencana evakuasi
Sebelum terjadi bencana, pelajari dan siapkan jalur evakuasi untuk tiap-tiap jenis bencana. Jalur evakuasi dan tempat aman untuk mengungsi harus sudah dihapal agar ketika bencana terjadi Anda bisa fokus untuk menyelamatkan bayi dan anak-anak serta barang-barang penting untuk dibawa.
3. Kenali potensi bencana di daerah tempat tinggal
Setiap daerah memiliki potensi bencana yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kenali potensi bencana apa yang sering terjadi di tempat tinggal dan ajarkan anak tentang tanda-tanda dan hal-hal yang harus dilakukan ketika bencana itu terjadi
4. Bantu anak untuk pulih
Setelah bencana terjadi, bayi atau anak akan mengalami dampak fisik maupun psikologis. Dampak psikologis biasanya bisa muncul seketika atau beberapa waktu kemudian. Orang tua harus bisa melihat tanda-tanda stres yang dialami oleh anak pasca bencana dan membantu anak untuk bisa pulih.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari