Menuju konten utama

Ketahui Cara Menghadapi Orang dengan Sikap Silent Treatment

Bersikap diam bisa jadi positif jika bertujuan meredakan emosi atau refleksi diri. Tapi silent treatment bisa negatif jika tujuannya menghukum orang lain.

Ketahui Cara Menghadapi Orang dengan Sikap Silent Treatment
Ilustrasi orang dengan silent treatment. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Silent treatmentbisa jadi akar masalah dalam sebuah hubungan, baik itu hubungan asmara, pertemanan, atau dalam keluarga.

Padahal, hubungan yang baik dan harmonis hanya bisa terwujud ketika terjadi komunikasi yang sehat antara dua belah pihak.

Secara sederhana,silent treatmentbisa diartikan dengan sikap mendiamkan orang lain.Silent treatmentberarti tidak mau berkomunikasi secara verbal atau bahkan menolak mengakui keberadaan orang lain. Sikapsilent treatmentini biasanya muncul ketika seseorang sedang marah atau bertengkar dengan orang di sekitarnya.

Bersikap diam bisa jadi positif jika bertujuan untuk meredakan emosi atau refleksi diri. Namun sikap ini bisa jadi negatif jika tujuannya untuk menghukum orang lain atau sengaja diam sebagai ungkapan kemarahan.

Bahkan,silenttreatmentbisa masuk dalam kategoriemotionalabuse. Hal ini karena beberapa orang kadang menggunakan sikap ini dengan tujuan mengontrol atau memanipulasi orang lain.

Cara menghadapi orang dengan silent treatment

Melansir lamanMedical News Today, ada beberapa cara untuk mengatasi situasisilenttreatment. Selama sikapsilenttreatmenttersebut tidak mengarah pada hal yangabusive, berikut cara mengatasinya:

  • Akui sikapnya
Orang yang memilih menggunakansilenttreatmentbiasanya ingin agar orang lain menyadarinya. Maka sebagai orang yang didiamkan, akui sikapnya dengan mengatakannya langsung pada orang tersebut.

Di sisi lain, katakan pula bahwa Anda ingin menyelesaikan masalah yang ada. Jika dia tidak merespons, katakan bahwa Anda mengerti dan beri dia waktu untuk sendiri.

  • Jangan paksa dia untuk bicara
Memaksa bicara hanya akan membuat situasi semakin buruk. Hindari pula sikap provokatif yang bisa membuat dia semakin marah.

  • Ungkapkan perasaan Anda dan jangan menyinggung karakternya
Ungkapkan perasaan dan katakan bahwa sikapsilenttreatmentmembuat Anda kesulitan. Usahakan untuk fokus berbicara tentang diri Anda atau apa yang Anda rasakan dan jangan sekali-kali menyinggung atau menghakimi karakternya.

Sebagai contoh, katakanlah kalimat:

"Aku bingung dan frustrasi kalau kamu tidak bicara padaku. Aku ingin menyelesaikan masalah ini."

Jangan mengatakan kalimat seperti ini:

"Kamu selalu diam setiap ada masalah. Sikapmu itu sangat buruk dan membuat orang lain kesulitan."

  • Akui perasaannya
Ajak dia untuk mengungkapkan perasaannya. Hal ini akan membuat orang tersebut merasa diperhatikan karena perasaannya dianggap valid dan penting. Jangan bersikap defensif atau langsung menawarkan solusi, tapi tetaplah mendengarkan dengan penuh empati.

  • Minta maaf lebih dulu
Jangan ragu untuk meminta maaf terlebih dulu bila perkataan atau perbuatan Andalah yang menyebabkannya marah dan memilih sikapsilenttreatment.

  • Jaga jarak sejenak
Kadang seseorang memilihsilenttreatmentkarena ingin mengerem emosinya sendiri dan tidak mau membuat situasi semakin buruk dengan perkataannya. Jika hal ini yang terjadi, Anda pun sebaiknya menjaga jarak untuk sementara waktu demi mendinginkan suasana.

Hal yang harus dihindari saat menghadapi orang dengan silent treatment

Menghadapi orang dengansilenttreatmentmemang tidak bisa sembarangan atau dengan emosi berlebihan. Mengutip dariHealthline, berikut hal-hal yang harus dihindari:

1. Jangan merespons dengan kemarahan karena akan membuat masalah semakin besar.

2. Hindari sikap mengemis atau memohon berlebihan. Orang dengansilenttreatmentakan semakin menjadi-jadi dan mempertahankan perilakunya jika Anda menunjukkan sikap mengemis atau memohon.

3. Jangan meminta maaf hanya karena ingin orang lain mengakhiri sikapsilent treatment-nya, padahal Anda tidak melakukan kesalahan apapun.

4. Jangan mencoba berdebat dengan orang yang bersikapsilent treatment.

5. Janganlah merasa tersinggung atau merasa bersalah bila memang tidak melakukan kesalahan.

6. Jangan sembarangan mengancam memutuskan hubungan, kecuali Anda memang siap dan berniat melakukannya.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari