Menuju konten utama

Ketahui Cara Mengajarkan Anak Agar Tanggap Bencana

Salah satu cara mengajarkan anak tanggap bencana adalah mengenalkan beragam jenis bencana seperti gempa bumi, banjir hingga tsunami.

Ketahui Cara Mengajarkan Anak Agar Tanggap Bencana
Ilustrasi Ibu dan Anak berdiskusi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bencana alam dalam bentuk apa pun bisa datang tiba-tiba di luar dugaan manusia. Apalagi di Indonesia, bencana sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat. Negeri yang terletak di lempeng aktif dunia ini menjadi langganan bencana gempa bumi hingga meletusnya gunung api.

Ditambah lagi, banyak daerah yang mengalami bencana banjir di kala musim hujan tiba. Semua bencana tidak bisa dihindari, namun dapat diminimalkan tingkat kerusakan hingga korban jiwanya melalui mitigasi bencana. Pendidikan mitigasi bencana sudah seharusnya mulai dikenalkan sejak dari anak masih berusia dini.

Arti penting mitigasi bencana bagi anak

SitusBPBD Karanganyarmenyebutkan, mitigasi bencana diartikan sebagai serangkaian upaya mengurangi risiko bencana melalui pembangunan fisik hingga penyadaran dan peningkatan kemampuan untuk menghadapi ancaman bencana. Risiko bencana tersebut meliputi korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Saat pendidikan mitigasi bencana diberikan, maka masyarakat umum bisa memahami cara bertahan saat bencana terjadi. Minimal mereka bisa menyelamatkan diri sendiri.

Sementara itu, situsBNPBmenuliskan pendidikan seperti ini perlu diberikan pada anak usia dini. Anak-anak dapat menyerap berbagai pengetahuan mengenai jenis bencana dan bagaimana upaya penanggulangannya secara dini.

Anak-anak dapat diajarkan pengetahuan mengenai kebencanaan, ditambah keterampilan mengenai penanggulangannya saat insiden bencana terjadi. Edukasi dan kesiapsiagaan ini sudah mesti ditanamkan tanpa menunggu datangnya bencana, khususnya bagi anak-anak.

MengutipAntara, korban jiwa saat bencana lebih banyak ditemukan dari golongan anak-anak. Mereka memiliki bekal minimal dalam mengambil langkah untuk menyelamatkan diri dan pengetahuan tentang bencana. Akibatnya, korban anak-anak yang masih hidup kerap berujung dengan efek trauma mendalam yang memengaruhi psikologis mereka.

Cara mengajarkan anak tanggap bencana

Pembekalan untuk anak agar tanggap bencana dapat berkaca dari Jepang. Negara tersebut juga rawan dengan bencana besar seperti gempa bumi hingga tsunami. Namun, Jepang telah mempersiapkan mitigasi bencana secara matang yang dilakukan mulai dari penerapannya pada bangunan tahan gempa hingga kesadaran tanggap bencana hingga ke usia anak-anak.

Misalnya, anak-anak telah diajarkan menghadapi bencana lewat pelatihan di sekolah mereka. Mereka dilatih mencari tempat berlindung yang aman apabila sewaktu-waktu bencana datang. Metode paling lazim yakni mengajarkan mereka berlindung di bawah meja dan menahan menggunakan kaki hingga gempa hilang.

Bahkan, anak-anak juga diajarkan untuk berlari ke ruangan terbuka bila posisi mereka tidak di dalam bangunan. Mereka diajari berada di area lapang yang jauh dari bangunan untuk menghindari kemungkinan terjadi roboh.

Mengutip lamanKPTK, dalam mengajarkan anak mampu menghadapi bencana sejak usia dini setidaknya mengacu pada kurikulum tanggap bencana. Ada materi yang perlu diajarkan yaitu:

1. Belajar untuk siap siaga menghadapi berbagai bentuk bencana.

Dalam hal ini, anak dikenalkan dengan beragam jenis bencana seperti gempa bumi, banjir, tsunami, dan sebagainya, serta memahamkan mereka terkait sistem peringatan dini pada masing-masing daerah rawan bencana.

Selanjutnya, siswa dibekali ketrampilan untuk melindungi dan menyelamatkan diri ke tempat aman, memahami jalur evakuasi dan area pengungsian, serta menanamkan mental kuat agar tidak panik. Anak juga diajak untuk saling membantu korban lainnya yang memerlukan bantuan.

2. Anak diajarkan agar mampu mengkritisi penyebab bencana.

Dengan begitu, anak bisa menjadi agen perubahan untuk turut membantu mencegah kemungkinan terjadinya jenis bencana yang muncul akibat ulah dari manusia.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari