Menuju konten utama

Ketahui 8 Penyakit yang Bisa Mempengaruhi Kesuburan Perempuan

Beberapa penyakit yang kerap menyerang alat reproduksi perempuan di antaranya endometriosis, kanker serviks, HIV hingga mioma uteri.

Ketahui 8 Penyakit yang Bisa Mempengaruhi Kesuburan Perempuan
Ilustrasi Vagina. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sebagai perempuan, Anda harus cermat dan waspada dengan berbagai penyakit yang rentan menyerang alat reproduksi Anda dan mempengaruhi kesuburan.

Beberapa penyakit yang kerap menyerang perempuan di antaranya endometriosis hingga kanker serviks.

Sementara itu, dilansir dari laman Web MD dan CDC, berikut beberapa penyakit lain yang bisa menyerang perempuan dan penjelasannya.

Penyakit yang berpengaruh pada sistem reproduksi perempuan

1. Endometriosis

Endometriosis adalah gangguan kesehatan pada rahim. Endometriosis terjadi ketika jenis jaringan yang biasanya melapisi rahim, tumbuh di tempat lain, misalnya di ovarium, di belakang rahim, di usus, atau di kandung kemih.

Jaringan yang “salah tempat” ini dapat menyebabkan nyeri, kemandulan, dan menstruasi yang sangat menyakitkan. Rasa sakit biasanya di perut, punggung bawah, atau daerah panggul. Endometriosis bisa menimbulkan masalah kesuburan pada perempuan, dan beberapa perempuan yang terkena endometriosis tidak memiliki gejala sama sekali.

2. Kanker serviks

Kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Setiap tahun, lebih dari 11.000 perempuan terkena penyakit ini, dan kebanyakan berasal dari usia subur. Guna mencegah kanker serviks maka lakukanlah vaksinasi dan melakukan hubungan seksual yang aman tanpa berganti-ganti pasangan.

3. HIV

HIV adalah virus imunodefisiensi manusia. HIV dapat memengaruhi kesuburan, baik pada pria maupun perempuan. Namun, dengan perawatan infertilitas tertentu dan pengelolaan kehamilan yang hati-hati, kemungkinan memberikan virus HIV kepada bayi bisa dikontrol menjadi amat rendah.

4. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Sindrom ovarium polikistik terjadi ketika ovarium atau kelenjar adrenal menghasilkan lebih banyak hormon pria dari biasanya. Salah satu akibatnya adalah kista (kantung berisi cairan) berkembang di ovarium.

Gejala PCOS di antaranya adalah:

* infertilitas

* nyeri panggul

* pertumbuhan rambut berlebih di wajah, dada, perut, ibu jari, atau jari kaki

* kebotakan atau rambut menipis.

* jerawat, kulit berminyak, atau ketombe

* bercak kulit coklat tua atau hitam yang menebal

5. Insufisiensi Ovarium Primer (POI)

Jika Anda berusia di bawah 40 tahun, gangguan ini dapat menyebabkan indung telur Anda tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Itu berarti Anda akan berhenti mendapatkan menstruasi, atau menstruasi Anda menjadi tidak teratur.

Selain itu, Anda juga mungkin akan mengalami:

* hot flashes

* suasana hati mudah berubah

* sulit berkonsentrasi

* seks yang menyakitkan

6. Fibroid rahim

Fibroid rahim umumnya tidak menimbulkan gejala, dan biasanya tidak menghentikan Anda untuk hamil. Tetapi, fibroid rahim dapat meningkatkan risiko infertilitas, keguguran, atau masalah kehamilan lainnya.

7. Sistitis interstisial (IC)

Interstitial cystitis (IC) adalah kondisi kandung kemih kronis yang mengakibatkan rasa tidak nyaman atau nyeri berulang di kandung kemih atau di sekitar daerah panggul. Orang dengan IC biasanya memiliki dinding kandung kemih yang meradang atau teriritasi. Hal ini dapat menyebabkan jaringan parut dan pengerasan kandung kemih.

Beberapa gejalanya adalah:

* tidak nyaman di perut atau panggul

* sering buang air kecil

* perasaan mendesak untuk buang air kecil

* terasa tekanan pada perut atau panggul

8. Gonore dan Klamidia

Infeksi menular seksual ini harus segera diobati. Jika tidak segera diobati, gonore dan klamidia dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PID) dan infeksi pada organ reproduksi Anda. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti:

* infertilitas

* saluran tuba tersumbat

* kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim)

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari