Menuju konten utama

Ketahui 4 Manfaat Melakukan Detoks Rumah Bagi Kesehatan

Menurut United States Environmental Protection Agency (EPA) polusi udara dalam ruangan dua hingga lima kali lebih tinggi daripada polusi di luar ruangan.

Ketahui 4 Manfaat Melakukan Detoks Rumah Bagi Kesehatan
Ilustrasi detoks rumah. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Sudah menjadi rahasia umum bahwa polusi udara dari debu, asap kendaraan, asap pabrik dan lain sebagainya tidak baik untuk kesehatan.

Tetapi, ada fakta lain bahwa polusi udara dalam ruangan dua hingga lima kali lebih tinggi daripada polusi di luar ruangan, demikian laporan menurut United States Environmental Protection Agency (EPA).

Sehingga kebersihan dalam ruangan seperti rumah harus diutamakan. Terlebih, rumah adalah tempat beristirahat, polusi dalam rumah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan tanpa Anda sadari.

Menurut Sophia Gushée - penulis A to Z of D-Toxing: The Ultimate Guide to Reducing Our Toxic Exposures dan pendiri Ruan Detox Immersion, mengatakan bahwa bahan kimia yang berada di rumah bisa menyumbang polusi dan itu sulit untuk diukur.

"Karena beberapa bahan kimia bertahan selama bertahun-tahun atau puluhan tahun, akumulasi bahan kimia di rumah kita tidak mungkin diukur," kata Gushée.

"Tetapi lusinan bahan kimia beracun dan logam berat telah terdeteksi dalam debu rumah (perlu diingat bahwa mungkin ada lebih banyak debu tetapi mereka tidak diuji)," tambahnya.

Maka dari itu mendetoks rumah sangat dianjurkan, detoks tidak hanya dilakukan untuk mengelurkan racun dari tubuh Anda.

Namun, detoks juga bisa dilakukan untuk mengeluarkan racun, kotoran, poulusi, bahkan debu dari rumah Anda.

Berikut ragam manfaat detoks rumah bagi kesehatan menurut Livestrong.

1. Terhindar dari uap penyebab kanker

Ada sejumlah uap yang dikaitkan dengan kanker yang ditemukan dalam barang-barang sehari-hari seperti furnitur, kosmetik, plastik dan banyak lagi, termasuk kadmium dan formaldehida (menurut data tahun 2008 dari Agency for Toxic Substances & Disease Registry (ASTDR).

Gushée menyarankan untuk memilih bahan-bahan alami jika memungkinkan, dan itu juga berlaku untuk produk perawatan pribadi Anda.

Sementara eksposur beracun tidak selalu menyebabkan kerusakan jangka panjang, Gushée melihatnya sebagai cara yang sama seperti merokok.

"Sama seperti tidak semua perokok berat terkena kanker paru-paru, tapi perokok berat lebih mungkin mengembangkan kanker paru-paru. Anda hanya mengurangi peluang Anda untuk melakukan kesalahan," ujar Gushée.

2. Melindungi otak

Menurut Gushée, selain karsinogen yang bertahan dalam aliran udara dalam ruangan Anda, neurotoksin atau racun yang mengubah struktur jaringan saraf.

Menurut sebuah studi tahun 2009 Reviews on Environmental Health mengatakan bahwa kandungan neurotoksin terdapat pada timbal.

"Timbal masih ditemukan di rumah tangga, termasuk di mantel hujan anak-anak, mainan, tirai mandi, tirai jendela, dan banyak lagi," tambah Gushée.

Sehingga Anda sebaiknya harus melakukan pembersihan agar mendapatkan lingkungan yang positif dan mengurangi adanya paparan dari timbal tersebut.

Periksa label pada mainan untuk memastikan mereka bebas BPA, dan tetap memperhatikan bahan dalam produk pembersih rumah tangga sehari-hari Anda.

3. Menjaga hormon

Gushée mengatakan bahwa bahan kimia termasuk kandungan phthalate yang mengganggu endokrin terdapat dalam produk rumah tangga, yang ditemukan dalam produk kecantikan dan plastik lunak.

Menurut penelitian Desember 2014 yang diterbitkan dalam Annals of Pediatric Endocrinology & Metabolism, sistem neuroendokrin (terdiri dari sistem saraf dan endokrin) bekerja bersama untuk menjaga tubuh berfungsi secara normal, sehingga hal tersebut perlu diperhatikan secara lebih serius.

4. Melindungi kesehatan reproduksi

"Banyak bahan kimia sedang dipelajari terkait pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksi. Sebagai contoh, paparan prenatal terhadap phthalate telah ditemukan mempengaruhi sistem reproduksi pria," kata Gushée, mengutipFrontiers in Public Health.

Dan menurut laporan Juli 2017 yang diterbitkan dalam Environmental Health, penelitian menunjukkan bahwa polusi udara dapat menyebabkan cacat selama gametogenesis (proses di mana sel-sel membentuk gamet, alias sel jantan dan betina yang sangat penting untuk pembuahan), yang dapat menyebabkan potensi penurunan kemampuan reproduksi.

Baca juga artikel terkait DETOKSIFIKASI atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari