tirto.id - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyayangkan terjadinya bentrokan di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Kericuhan di perusahaan tambang nikel tersebut menyebabkan meninggalnya dua pekerja di lokasi proyek.
"Kaitannya dengan kejadiannya di GNI, pertama, saya ingin mengatakan kejadian itu patut kita sayangkan bersama, tim saya juga lagi bekerja," kata Bahlil dalam konferensi pers, di Kantornya, Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Dia mengatakan kejadian ini menjadi evaluasi bersama perlu dilakukan. Baik dari sisi invetsor, karyawan terdiri dari dalam maupun luar negeri, hingga Pemerintah Indonesia.
"Menurut saya tidak usah kita saling menyalahkan siapa-siapa. Kita cari solusi terbaik kita evaluasi diri aja. Memang dalam pekerjaan terjadi gesekan-gesekan apalagi sudah melibatkan ribuan orang," kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui tim Pengawas Ketenagakerjaan dan Mediator Hubungan Industrial mulai melakukan investigasi awal melalui pengumpulan data ke PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah terkait kejadian bentrok pekerja.
Pemeriksaan dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi secara mendalam terkait pemicu terjadinya kerusuhan pekerja di PT GNI beberapa waktu lalu, khususnya yang terkait dengan ketenagakerjaan.
"Tim dari Kementerian Ketenagakerjaan melakukan pemeriksaan ke PT GNI untuk memperoleh informasi yang sebenar-benarnya yang menjadi pemicu terjadinya kerusuhan, khususnya yang terkait dengan ketenagakerjaan," kata Direktur Jender Binwasnaker dan K3, Haiyani Rumondang di Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Dalam upaya memperoleh informasi, tim melakukan koordinasi dengan jajaran Disnaker Kabupaten Morowali Utara, Disnaker Kabupaten Morowali, dan Disnaker Provinsi Sulawesi Tengah.
Setelah itu, tim mengadakan rapat dengan jajaran manajemen perusahaan untuk meminta penjelasan tentang permasalahan ketenagakerjaan yang berkembang di media yang menjadi tuntutan Serikat Pekerja.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri