tirto.id -
Lahan tersebut, ujar Chandra, digunakan untuk proyek BizPark yang tengah dikembangkan Ciputra Group di Bandung.
"Luas 3 bidang kira-kira sekitar 1 kilometer. BizPark, punya Ciputra, di pinggir tol," ungkap Chandra saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Chandra menjelaskan, proses pembebasan lahan tersebut saat ini sudah masuk ke dalam tahap konsinyasi di Mahkamah Agung (MA).
"Nah, kalau MA kan enggak bisa masuk, lembaga independen, [jadi kita] nunggu saja," jelasnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menjelaskan bahwa progres pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah masuk tahap pemasangan grider untuk jalan layang.
Ia menargetkan, proyek kereta tersebut selesai 50 persen di akhir 2019 ini, di mana targetnya akan beroperasi di 2021.
"Insyaallah sampai akhir tahun ini kita bisa mencapai 50 persen," kata Rini dalam keterangan tertulisnya.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia Cina Chandra Dwiputra menjelaskan, kereta cepat Jakarta-Bandung bisa melaju dengan kecepatan tinggi hingga 420 kilometer (KM)/jam.
Hal itu disebabkan kereta cepat menggunakan kereta generasi terbaru CR400AF, hasil pengembangan tipe CRH380A oleh CRRC Qingdao Sifang buatan Cina.
Satu rangkaian kereta CR400AF terdiri dari 8 gerbong (cars) dengan komposisi empat gerbong bermotor dan empat gerbong tanpa motor.
Meskipun kecepatan tinggi, ia menjelaskan, dari sisi kenyamanan CR400AF memiliki cabin noise yang lebih rendah sehingga mampu meredam getaran dan suara di dalam kereta dengan lebih optimal.
Di sepanjang trase kereta cepat Jakarta-Bandung terdapat empat stasiun pemberhentian yakni di Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri