Menuju konten utama

Kepala BKF: Ada Pertanda Buruk Meski Neraca Dagang Maret Surplus

Penurunan impor yang membuat neraca dagang bulan Maret 2020 surplus menunjukkan adanya perlambatan aktivitas perekonomian.

Kepala BKF: Ada Pertanda Buruk Meski Neraca Dagang Maret Surplus
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/6/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.

tirto.id - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu menyatakan neraca perdagangan dalam 3 bulan terakhir selama tahun 2020 menunjukan pertanda kurang baik.

Menurutnya, meski perdagangan tercatat surplus, akan tetapi penyebabnya perlu diwaspadai karena sebagian besar disumbang oleh penurunan impor yang lebih dalam sementara ekspor tetap melambat.

“Trade surplus. Ekspor dikurangi impor. Ekspor sedikit lalu impor lebih sedikit lagi. Ini positif buat CAD tapi pertanda buruk sektor riil, mereka mengurangi aktivitas perekonomian,” ucap Febrio dalam siaran live di akun Youtube BKF, Senin (20/4/2020).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama Maret 2020 surplus senilai 0,74 miliar dolar AS. Capaian neraca perdagangan ini didukung oleh ekspor senilai 14,09 miliar dolar AS. Lalu nilai impor sebanyak 13,35 miliar dolar AS.

Jika dihitung secara Januari-Maret 2020 atau per kuartal I 2020, maka nilainya surplus 2,62 miliar dolar AS. Angka ini membaik dari posisi Januari-Maret 2019 yang defisit 0,06 miliar dolar AS.

Febrio menyatakan surplus kemarin memang menguntungkan indikator ekonomi yang lain. Misalnya defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) Indonesia bisa lebih ringan.

Namun, dalam situasi pandemi itu perekonomian secara keseluruhan tetap saja terancam. Pasalnya surplus yang disebabkan penurunan impor itu juga berarti turunnya produktivitas.

Sebaliknya, jika impor naik, situasi itu bisa dipahami adanya geliat ekonomi. Namun kali ini terjadi sebaliknya sehingga ia menyatakan situasi cukup buruk.

“Impor kita 91 persen kalau enggak barang modal itu input (bahan baku),” ucap Febrio.

Baca juga artikel terkait NERACA PERDAGANGAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana