tirto.id - Makanlah banyak buah!. Kalimat ini mungkin adalah rekomendasi kesehatan paling umum di dunia. Kita semua tentu tahu bahwa buah-buahan baik untuk tubuh.
Namun, beberapa buah-buahan mengandung gula yang relatif tinggi. Untuk alasan ini, Anda mungkin bertanya-tanya apakah buah-buahan benar-benar baik untuk kesehatan?.
Gula berlebihan memang buruk untuk kesehatan tubuh. Tetapi, efeknya tergantung pada konteksnya.
Healthline melaporkan banyak bukti menunjukkan bahwa asupan berlebihan gula tambahan berbahaya bagi tubuh.
Ini termasuk gula meja (sukrosa) dan sirup jagung fruktosa tinggi, yang keduanya mengandung sekitar setengah glukosa, setengah fruktosa.
Salah satu alasan tambahan asupan gula yang berlebihan berbahaya adalah efek metabolik negatif fruktosa ketika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Glukosa meningkatkan gula darah, sehingga tubuh harus menggunakan insulin untuk memetabolismenya. Fruktosa tidak meningkatkan gula darah, karena organ hati pada tubuh dapat mencernanya.
Buah mengandung dua jenis gula: fruktosa dan glukosa. Proporsi masing-masing bervariasi, tetapi kebanyakan buah-buahan mengandung sekitar setengah glukosa dan setengah fruktosa.
Bukti menunjukkan bahwa fruktosa dapat menyebabkan kerusakan bila dikonsumsi berlebihan. Namun, fruktosa dalam buah tidak cukup untuk menyebabkan kekhawatiran.
Buah-buahan mengandung banyak serat, vitamin, mineral dan antioksidan. Sehingga, buah-buahan lebih dari sekadar kantong fruktosa yang berair.
Kandungan serat dan air dalam buah ini membutuhkan waktu untuk dikunyah dan dicerna. Karena hal inilah, Anda merasa mudah kenyang dan tubuh Anda dapat dengan mudah mentoleransi fruktosa dalam jumlah kecil.
Maka dari itu, Anda hampir tidak mungkin untuk mengkonsumsi fruktosa yang didapat dari buah secara berlebihan.
Tentu buah juga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes karena gula yang terkandung dalam buah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan makanan ringan manis lainnya. Di samping itu, penderita diabetes juga dapat memperoleh nutrisi yang berharga. Demikian melansir Medical News Today.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yandri Daniel Damaledo