tirto.id - Tanggal 1 Desember diperingati sebagai hari HIV/ AIDS Sedunia setiap tahunnya. Tepat hari ini, Selasa (1/12/2020), masyarakat dunia diingatkan kembali untuk lebih sadar soal virus HIV/AIDS yang telah menginfeksi setidaknya 42 juta orang di seluruh dunia menurut catatan Worldometers.
Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan virus yang menyerang sel tubuh pertahanan diri terhadap penyakit atau infeksi. Dengan kata lain, virus ini merusak pertahanan tubuh sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lain.
Virus ini dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi HIV seperti berhubungan seksual tanpa kondom atau penggunaan alat suntik bersama sebagaimana tertulis dalam laman HIV.gov.
Apabila virus tersebut tidak ditangani, seseorang dapat terserang penyakit AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome atau HIV stadium 3.
AIDS merupakan kondisi seseorang dan tahap akhir dari infeksi virus HIV yang terjadi akibat kekebalan tubuh telah rusak parah.
Orang dengan AIDS dapat dengan mudah mengembangkan infeksi oportunistik atau kanker oportunistik, penyakit yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan yang sehat.
Seseorang dengan AIDS memiliki gejala yang berbeda dengan orang lain yang memiliki penyakit sama. Beberapa gejala umum yang biasa terjadi adalah sebagai berikut, dilansir Mayo Clinic:
- Berkeringat
- Panas dingin
- Demam berulang
- Diare kronis
- Kelenjar getah bening membengkak
- Bintik putih atau lesi yang tidak biasa di lidah atau mulut
- Kelelahan dan lemas tubuh
- Penurunan berat badan
- Ruam atau benjolan kulit
Tanpa obat HIV, penderita AIDS biasanya bertahan sekitar 3 tahun. Ketika seseorang tersebut mengidap penyakit yang berbahaya dan parah, harapan hidupnya turun menjadi sekitar 1 tahun. Orang yang menderita HIV dapat mengembangkan AIDS dalam waktu 8 hingga 10 tahun.
Dengan kata lain, seseorang yang mengidap HIV belum tentu memiliki AIDS, sedangkan orang dengan AIDS sudah pasti tertular HIV. Saat ini, belum terdapat obat yang mampu mengobati HIV. Oleh karena itu, orang yang terinfeksi HIV tidak pernah sembuh meskipun tidak mengembangkan AIDS.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dipna Videlia Putsanra