tirto.id - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) memastikan pasokan telur dan daging ayam berada dalam jumlah yang aman.
"Kita harap dengan pasokan yang cukup masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan tenang," ujar Direktur Jenderal PKH I Ketut Diarmita pada Kamis (12/11/2018) di Gedung C Kementan.
I Ketut menjelaskan bahwa proyeksi kebutuhan daging ayam tahun 2018 mencapai 3.051.276 ton atau 254.273 ton tiap bulannya. Hal itu tergolong lebih rendah dari potensi produksi daging ayam DOC (Day Old Chicken/ Ayam Umur Sehari)
Final Stock Broiler (Ayam Pedaging) yang mencapai 3.517.731 ton atau 293.143 tiap bulannya.
Berdasarkan perbandingan ketersediaan dan kebutuhan itu, I Ketut menyimpulkan terdapat surplus produksi daging ayam sebanyak 269.582 ton atau setara 22.482 per bulannya.
Data itu juga melibatkan perhitungan realisasi produksi 14 perusahaan pembibitan ayam. Jumlah ayam yang menjadi sasaran potensi produksi daging pun mencapai 3.281.345.300 ekor ayam.
Bagi telur ayam ras, I Ketut menyebutkan proyeksi kebutuhan telur ayam ras pada tahun 2018 mencapai 1.766.410 ton atau setara 147.201 per bulannya. Sementara itu, potensi produksi telur tahun 2018 mencapai 2.561.481 ton atau setara 213.457 per bulannya.
Pada akhirnya, I Ketut mengklaim terjadi surplus produksi telur ayam ras sebanyak 795.071 ton atau setara 66.256 ton per bulannya.
Perhitungan produksi telur yang disebutkan I Ketut berdasarkan jumlah ayam layer komersial yang telah mencapai usia 4,5 bulan sebagai usia ketika ayam telah mulai memproduksi telur.
Jumlah ayam yang telah mencapai usia keseluruhan ayam dalam usia produktif (19-88 minggu) pun diperkirakan sebanyak 149.103.895 ekor ayam.
Jumlah produksi telur pun dihitung dengan persamaan 1 kg sebesar 17 butir dengan ketentuan masa hidup ayam layer 85 minggu dan masa produktif 67 minggu.
"Artinya di atas umur 88 minggu itu, ayam sudah tidak produktif," jelas I Ketut.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri