Menuju konten utama

Kemenkominfo Amankan 4 Sektor dari Serangan Malware WannaCry

Kemenkominfo berfokus mencegah perluasan serangan Ransomware WannaCry ke lembaga-lembaga penting di empat sektor di Indonesia, yakni keuangan, perbankan, transportasi dan energi.

Kemenkominfo Amankan 4 Sektor dari Serangan Malware WannaCry
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan keterangan pers terkait upaya penanganan serangan dan antisipasi Malware Ransomware WannaCry di Jakarta, Minggu (14/5/2017). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan kementeriannya kini berfokus mengamankan sistem komputer dan jaringan data milik lembaga-lembaga penting di empat sektor ekonomi strategis dari ancaman serangan Ransomware bernama WannaCry atau Wanna Decryptor.

Keempat sektor itu adalah keuangan, perbankan, transportasi, dan energi. Fokus ini mengingat serangan Ransomware WannaCry telah mewabah sebagai teror siber di sekitar 100-an negara. Misalnya, serangan malware ini menganggu jaringan pelayanan kesehatan nasional di Inggris.

"Saya rasa ini masuk ke dalam teroris siber. Kemenkominfo kini fokus pada empat aspek sektor, yakni lembaga keuangan, perbankan, transportasi dan energi. Sektor itu kita pilih karena termasuk critical sector. Fokus kita pada yang (lembaga) besar," kata Rudiantara dalam Konferensi Pers di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta pada Minggu (14/5/2017).

Ransomware WannaCry dianggap berbahaya karena mengunci akses ke komputer, menyebar cepat ke komputer-komputer dalam satu jaringan, sekaligus membuat data-data di komputer yang terinfeksi malware ini tak bisa dibuka pemiliknya karena telah terenkripsi.

Belum ada anti virus yang bisa membuka data yang sudah terenkripsi itu. Pemilik data harus menyetor dana sekitar 300 dolar AS dalam mata uang bitcoin ke penyebar malware ini agar bisa mengkases datanya kembali.

Di Indonesia, sistem komputer milik RS Kanker Dharmais telah menjadi korban serangan ini sehingga layanan administrasi di sana terpaksa dilakukan secara manual pada akhir pekan ini.

"Mungkin, kenapa rumah sakit yang diserang karena rumah sakit tidak libur di akhir pekan,” kata Rudiantara.

Isu ini, menurut Rudiantara, memacu pemerintah untuk segera mempercepat pembentukan Badan Siber Nasional. Lembaga ini akan berfungsi membangun sistem kemanan siber di Indonesia yang menangkal maraknya aneka jenis kejahatan internet.

"Isu ini menjadi satu prioritas dari Kemenkominfo. Pemerintah sudah menetapkan akan membetuk yang namanya Basinas (Badan Siber Nasional). Perpres atau Kepresnya sedang diproses. Namun demikian, sosialosasi allert atau kebiasaan selalu mempunyai sensitifitas terhadap keamanan siber harus didorong terus," kata Rudiantara.

Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menambahkan selama ini para pemilik komputer sasaran serangan malware di Indonesia seringkali tak menyadari telah menjadi korbann kejahatan siber tersebut. Dia menduga Ransomware WannaCry bepeluang besar menyebar melalui kiriman email-email yang mengarahkan pemiliknya ke link penyebar virus itu.

''Serangannya melalui malware, kadang yang diserang juga gak sadar. Model serangannya bukan kaya hack, pakai trik sendiri. Karenanya, jangan membuka file dari email yang tak dikenali,'' kata Semuel.

Dia mengaku telah membuat tim yang akan mendata korban-korban serangan malware WannaCry di Indonesia. Tim itu kini juga sudah turun membantu RS Dharmais memulihkan sistem datanya dari serangan malware ini.

"Sudah ada tim di sana untuk membantunya. Nanti tim itu akan membentuk laporan perangkat apa saja yang berhasil diretas dari malware ini," kata Semuel.

Baca juga artikel terkait SERANGAN SIBER atau tulisan lainnya dari Dimeitry Marilyn

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dimeitry Marilyn
Penulis: Dimeitry Marilyn
Editor: Addi M Idhom