tirto.id - Kemenko Maritim dan Sumber Daya akan menggelar ekspedisi napak tilas rute pelayaran kapal Majapahit dari Jakarta ke Jepang. Kemenko mengharapkan proyek ini sebagai bukti kejayaan maritim Indonesia pada masa lalu.
"Rencananya akan dilepas paling lambat pada pekan ini. "Kami tinggal menunggu kesiapan beberapa hal, tapi dipastikan tidak lewat dari minggu ini," kata Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin seusai peluncuran Ekspedisi Spirit of Majapahit di Jakarta, Senin (2/5/2016).
Menurut keterangan dari website Kemenko Maritim, maritim.go.id kapal ini sudah direncanakan sejak sejak 2009 lalu. Kapal kayu tersebut merupakan hasil rekonstruksi kapal dagang pada zaman Majapahit yang disadur dari relief di Candi Borobudur. Replika kapal Majapahit itu dibangun sejak 2009 di Madura, Jawa Timur dengan panjang 20 meter dan lebar 4,5 meter berkapasitas 12 orang.
Ide rekonstruksi kapal abad ke-13 Masehi itu berawal dari rekomendasi seminar bertema ‘Mencari Bentuk Kapal Majapahit’ yang diadakan komunitas Japan Majapahit Association (JPA) pada 2009 lalu.
Komunitas JPA merupakan wadah untuk mengembangkan kerja sama penelitian dan penggalian sejarah Majapahit yang dikagumi bangsa Indonesia maupun masyarakat internasional.
Sebelumnya kapal Majapahit juga sempat berlayar menuju Jepang pada 2010, namun baru sampai Manila kapal diterjang badai dan akhirnya pulang lagi ke Indonesia.
"Kemudian, ada rencana lagi mau berlayar ke Jepang pada 2011, tapi ternyata ada bencana tsunami di Jepang. Lalu ditunda sampe 2012, ternyata pemerintah Jepang belum juga siap menerima. Barulah 2016 ini bisa menerima," katanya.
Menurut Safri, pelayaran yang memakan waktu dua sampai tiga bulan dengan rute Jakarta-Pontianak-Brunei Darussalam-Manila-Taiwan-Okinawa lalu kemudian merapat ke Tokyo untuk dimuseumkan.
Ekspedisi "Spirit of Majapahit" akan meliputi kegiatan napak tilas pelayaran Majapahit ke Jepang, dan menjadikan kapal layar tersebut sebagai simbol dari semangat maritim Majapahit dan menjadi monumen di Jepang.
Sementara itu, Menko Kemaritiman Rizal Ramli, mengatakan pelayaran dari Indonesia ke Jepang pernah dilakukan pada abad ke 13 lalu saat para pelaut Majapahit melakukan hubungan dagang dengan Jepang.
"Kami akan mengulang pelayaran yang sama dengan kapal berdesain yang sama kali ini. Saya salut pada konseptor dan kru-nya," katanya.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH