Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Kemenkes Catat Total Ada 12 Kasus XBB dan XBB.1 di Indonesia

Kedua belas kasus bergejala ringan dengan dua kasus berasal dari PPLN dan 10 kasus merupakan transmisi lokal.

Kemenkes Catat Total Ada 12 Kasus XBB dan XBB.1 di Indonesia
Warga antre untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 massal di SICC, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/12/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/tom.

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hingga kemarin, Kamis, 3 November 2022, jumlah kasus subvarian Omicron XBB dan XBB.1 adalah 12 orang di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril melalui Zoom dalam konferensi pers daring bertajuk “Perkembangan COVID-19 dan Gangguan Ginjal Akut pada Anak di Indonesia”, yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI pada Jumat (4/11/2022).

“Nah kami ingin meng-update (memperbarui data) subvarian baru ini atau varian baru ini yaitu XBB dan XBB.1. Jadi semua ada satu, tambah lagi menjadi empat, dan seterusnya. Dan per hari kemarin, jumlahnya ada 12 orang ya,” ucap dia.

Syahril membeberkan bahwa dari keduabelas pasien tersebut, dua orang itu merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari Singapura. Sedangkan 10 lainnya merupakan kasus transmisi lokal.

“Nah tapi alhamdulillah dari 12 ini semuanya tidak ada yang berat [gejalanya],” kata dia.

Berdasar data Kemenkes hingga kemarin, ada 10 kasus XBB dan dua kasus XBB.1 di Indonesia. Sepuluh kasus XBB ini rinciannya adalah dengan rentang usia 8 bulan-74 tahun, tujuh perempuan dan tiga laki-laki, satu kasus PPLN dan sembilan non-PPLN atau transmisi lokal, status vaksinasi COVID-19nya dari belum vaksin-sudah mendapat empat dosis, sembilan sembuh (lima isolasi mandiri/isoman dan empat dirawat) serta satu belum ada datanya.

Gejalanya mulai dari batuk, pilek, demam, mual, muntah, sesak napas, nyeri saat menelan, sakit lambung, sakit pinggang, sakit badan, flu, dan hingga tidak bergejala. Lalu, sembilan pasien XBB tidak memiliki komorbid dan hanya satu pasien yang memiliki hipertensi.

“Dan memang karakteristik varian XBB ini sebagaimana karakteristik subvarian baru dari COVID-19, itu selalu tingkat keparahannya tidak seberat dari yang sebelumnya,” tutur Syahril.

Sedangkan dua kasus XBB.1 itu merupakan satu kasus PPLN dan satu non PPLN. Yang PPLN merupakan perempuan usia 29 tahun, sudah mendapat dua dosis vaksin COVID-19+dosis penguat (booster), sempat dirawat dan sudah sembuh sejak 3 Oktober 2022, gejalanya batuk, pilek, dan demam, namun data komorbid tidak tersedia.

Adapun satu kasus XBB.1 lainnya merupakan perempuan usia 62 tahun, sudah mendapat tiga dosis vaksinasi COVID-19 AstraZeneca (AZ), telah melakukan isoman dan sembuh, gejalanya sesak dan nyeri ulu hati, serta tidak memiliki komorbid.

Kemudian Syahril menyebut sudah ada 28 negara yang melaporkan kasus XBB, dengan sebagian besar kasusnya sudah menurun. Seperti di Singapura, kasus XBB pernah mencapai sekitar 18 ribu per harinya tetapi saat ini sudah di sekitar 8 ribu kasus per hari.

“Ya mudah-mudahan kita juga begitu, naiknya lambat tapi turunnya Insya Allah cepat ya,” ujar dia.

Baca juga artikel terkait COVID-19 VARIAN XBB atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri