tirto.id - Pemerintah belum memutuskan soal aturan pelaksanaan salat id saat Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril enggan bicara soal kemungkinan pelarangan salat Iduladha di tengah kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia.
"Kebijakan untuk Iduladha nanti tetap akan melalui pembahasan, pertimbangan dari berbagai sektor atau stakeholder terkait. Kita tunggu saja,” kata Syahril dalam diskusi daring yang disiarkan kanal YouTube Lawan COVID-19 ID, Kamis (24/6/2022).
Syahril berharap pelaksanaan Iduladha dapat berlangsung seperti Idulfitri kemarin. Masyarakat diperbolehkan mudik dan salat id berjamaah.
Ia mengklaim tidak ada lonjakan kasus COVID-19 usai Idulfitri kemarin. Hal itu berkat kedisiplinan masyarakat dan percepatan vaksinasi.
“Jadi untuk kebijakan Iduladha tidak bisa saya umumkan di sini. Karena kami menunggu kebijakan yang akan diumumkan oleh pemerintah pusat,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Ahli Virologi sekaligus Guru Besar Universitas Udayana (Unud) I Gusti Ngurah Kade Mahardika optimistis terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Menurut dia, vaksin COVID-19 sudah berfungsi dengan baik yaitu menekan risiko masyarakat masuk ke rumah sakit.
“Dan Iduladha justru bisa jadi menjadi pintu masuk, kemudian kita mudah-mudahan setelah Iduladha akan endemi,” kata Mahardika.
Dia meyakini pemerintah akan mengevaluasi perkembangan COVID-19 sampai H-1 Iduladha mendatang.
“Sehingga kalau emergency [keadaan darurat] itu diperlukan, perlu ada rem darurat, pasti akan diberikan,” imbuhnya.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan