tirto.id - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) membuat berbagai program penguatan petani desa sebagai basis terpenting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
"Kalau bicara ketahanan pangan nasional, maka desa adalah penyedia utama sumber pokok pangan nasional. Makanya kita lakukan berbagai program yang memperkuat petani desa," kata Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kemendesa PDTT Ahmad Erani Yustika dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin (30/5/2016).
Erani menjelaskan, Kemendesa PDTT membuat tiga pilar Matra Pembangunan Desa dalam memperkuat kemandirian pangan desa. Pertama, menguatkan Jaringan Komunitas Wiradesa di tingkat petani, dengan meningkatkan kapabilitas dan kapasitas petani sebagai subjek pengolahan sumber daya pertanian.
Kedua, mewujudkan kemandirian ekonomi desa melalui redistribusi kepemilikan aset produktif seperti lahan, modal dan sebagainya secara berkeadilan.
Ketiga, yakni mendorong partisipasi dan kerja sama masyarakat dalam memuliakan pangan khas lokal, sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Desa, menurut Erani, memiliki prospek yang sangat besar bagi perwujudan kedaulatan pangan nasional. Sedangkan komoditi hasil pertanian desa adalah bahan baku utama dalam industri pengolahan makanan dan energi baru ramah lingkungan.
"Memang sangat strategis sekali posisi pertanian desa ini," ujar Erani.
Sementara itu, Direktur Pelayanan Sosial Dasar pada Direktorat Jenderal PPMD Hanibal Hamidi mengatakan, pihaknya telah menggagas peta jalan Gerakan Pangan Lokal Berbasis Desa.
Langkahnya pun telah disiapkan, hal itu meliputi pemetaan terhadap jenis-jenis pangan khas Indonesia baik per kecamatan, per kabupaten, maupun per provinsi.
"Kemudian perlu dilakukan sinkronisasi regulasi melibatkan kementerian/lembaga terkait lain. Meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan yang lainnya," kata Hanibal.
Ia menambahkan, gerakan pangan lokal berbasis desa tentunya mendukung perwujudan konsep Nawa Cita ketiga yakni membangun Indonesia dari pinggiran.
Menurut Hanibal, dengan pertanian yang kuat, maka kesempatan desa untuk bangkit dan berkembang akan semakin cepat. Apalagi gerakan tersebut juga menekankan pembangunan pertanian dari sisi sosial, ekonomi, dan ekologi.
"Kita berupaya memaksimalkan keragaman hayati dan budaya desa sebagai kekuatan bangsa," ujar Hanibal.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara