Menuju konten utama

Kejurnas PBSI 2018: Tampilnya Marcus Tergantung Jaya Raya

"Dalam daftar nama memang ada nama Marcus. Tapi, apakah diturunkan atau tidak itu tergantung pada klub,” ungkap Susi Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI.

Kejurnas PBSI 2018: Tampilnya Marcus Tergantung Jaya Raya
Pebulu tangkis ganda putra Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo melakukan selebrasi usai mengalahkan pasangan Malaysia Ong Yew Sin dan Teo Ee Yi pada Turnamen Bulu Tangkis Blibli Indonesian Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (5/7/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Gonjang-ganjing mengenai tampil atau tidaknya Marcus Fernaldi Gideon dalam ajang Kejurnas PBSI 2018 usai cedera yang ia alami di Guangzhou, sudah mulai terjawab. Penampilan Marcus tergantung sepenuhnya pada klubnya, Jaya Raya.

Susi Susanti sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Jaya Raya sebagai klub yang menaungi Marcus saat ini. Sebelumnya, peraih medali emas bulutangkis Olimpiade Barcelona 1992 tersebut juga telah mengetahui nama Marcus Gideon di dalam daftar pemain Kejurnas.

"Dalam daftar nama memang ada nama Marcus. Tapi, apakah diturunkan atau tidak itu tergantung pada klub,” ungkap Susi, sebagaimana dilansir dari Antara.

Sepengetahuan Susi, pemain ganda putra yang menjadi partner Kevin Sanjaya itu memang tengah mengalami cedera otot akibat salah posisi tidur. Ia juga nambahkan jika pemain ganda putra ranking 1 dunia itu pernah memiliki riwayat cedera tangan sebelumnya.

“Saya belum bertemu secara langsung tapi memang ada ototnya yang tertarik kalah salah posisi tidur. Marcus juga pernah punya cedera tangan sebelumnya sehingga tidak ingin memaksakan diri dalam World Tour Finals,” lanjut Susi.

Mengenai cedera Marcus, pebulutangkis putri yang pernah mengantarkan Indonesia meraih Piala Uber tahun 1994 dan 1996 itu juga sedikit mengkritisi regulasi BWF yang mewajibkan pemain unggulan untuk mengikuti turnamen dalam jumlah yang cukup banyak. Apalagi jika alasannya hanya demi sponsor.

"Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) harus bijaksana dan tidak membebani atlet dengan jumlah turnamen mencapai 12 hingga 15 setiap tahun yang wajib diikuti. BWF tidak hanya datang membebani atlet demi sponsor," tutup Susi.

Baca juga artikel terkait KEJURNAS PBSI 2018 atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Olahraga
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Oryza Aditama