tirto.id - “Panjang umur dan sehat selalu ya.”
Doa itu umumnya selalu ada dalam ucapan selamat ulang tahun. Memiliki umur yang panjang memang keinginan dan harapan banyak orang. Namun, harapan juga mesti dibarengi dengan upaya, salah satunya menghindari kebiasaan buruk yang dapat mendorong kematian dini.
Menurut pengertian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian dini adalah kematian yang terjadi pada mereka yang berusia di bawah 70-75 tahun. Kematian itu dapat disebabkan oleh banyak hal. WHO mencatat pada 2015 ada sebanyak 29 persen kematian di negara berkembang terjadi pada penduduk yang berusia di bawah 60 tahun. Sedangkan ada 48 persen dari total kematian terjadi pada mereka yang berada di usia 70 tahun.
Di negara maju, ada sekitar 26 persen kematian terjadi pada mereka yang berada di bawah 60 tahun. Jika dilihat secara global, menurut data WHO, sekitar 44 persen kematian terjadi pada mereka yang berada pada usia di bawah 70 tahun. Penyakit jantung adalah penyumbang kematian dini pada penduduk dunia. Persentasenya mencapai 39 persen. Kanker berada di urutan kedua, angkanya 27 persen.
Penyebab lainnya yang juga memicu kematian dini adalah penyakit pernapasan kronis, gangguan pada saluran pencernaan, beberapa penyakit menular hingga diabetes. Dalam data WHO lainnya, beberapa penyakit ini juga menjadi pembunuh utama masyarakat dunia.
Kematian dini sesungguhnya bukanlah hal yang terjadi secara spontan sampai berakibat kematian. Menurut beberapa penelitian, akar permasalahan kematian dini adalah kebiasaan buruk kita. Beberapa kebiasaan buruk itu misalnya mengkonsumsi alkohol. Minuman beralkohol sangat mudah ditemui dalam berbagai kemasan, dari yang kadarnya 2 persen hingga lebih dari 20 persen.
Menurut laporan National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, kebiasaan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan menjadi salah satu pendorong kematian dini bagi penduduk dunia pada kelompok usia 15-49 tahun. Amerika Serikat termasuk dalam negara yang banyak terjadi kematian dini karena konsumsi alkohol secara berlebihan.
Konsumsi alkohol yang berlebihan di Amerika Serikat menyebabkan 1 dari 10 kematian termasuk dalam kematian dini, menurut laporan Centres for Disease Control and Prevention (CDC). Jumlah yang meninggal karena alkohol sebanyak 88 ribu yang rata-rata meninggal pada usia 30 tahun.
Kebiasaan mengonsumsi alkohol yang berlebihan juga terjadi di Slowakia dan menjadi pemicu utama kematian dini serta tindakan kekerasan di negara tersebut. Para peneliti dari Jessenius Medival Faculty dari Comenius University di Slowakia Utara menemukan jika adanya risiko meningkatkan sikap menjadi agresif ketika mabuk akibat berada dalam kendali alkohol. Mereka yang mabuk kadang melakukan bunuh diri atau menjadi korban pembunuhan.
Selain alkohol, ada juga kebiasaan mengonsumsi kopi secara berlebihan yang dianggap mendorong terjadinya kematian dini. Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari dapat meningkatkan risiko kematian dini akibat timbulnya sejumlah penyakit.
Para peneliti Paman Sam menemukan bahwa terjadi peningkatan pada jumlah orang yang berusia di bawah 55 tahun dan memiliki kebiasaan meminum kopi lebih dari 28 cangkir. Kopi memang erat dengan kesehatan karena dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, mengubah aktivitas adrenalin dan insulin dalam tubuh.
Kebiasaan lainnya yang memengaruhi sehingga terjadinya kematian dini adalah pola makan dan diet. Kelebihan atau kekurangan konsumsi makanan dapat menyebabkan kardiometabolik yang membuat orang rentan diserang penyakit diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Hal itu selaras dengan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association yang menunjukkan bahwa 45,4 persen kematian terkait kebiasaan pola makan disebabkan penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak garam atau terlalu asin menyebabkan 9,5 persen kematian. Kurang mengonsumsi buah juga berisiko terkena kardiometabolik. Oleh sebab itu, kita direkomendasikan agar mengonsumsi buah setiap harinya.
Memakan sayuran juga sangat diperlukan. Menurut penelitian tersebut, kurang makan sayur membuat kita rentan diserang penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2 yang kemudian menjadi pendorong terjadinya kematian sebanyak 7,6 persen dari total kematian.
Makanan lainnya yang memengaruhi kesehatan kita adalah, kita juga harus mengonsumsi kacang-kacangan karena tinggi protein. Makanan laut juga sangat disarankan untuk dikonsumsi secukupnya karena kaya akan omega-3.
Tak hanya makanan, kebiasaan kita meminum minuman kemasan tanpa melihat komposisi gula dalam minuman tersebut juga dapat menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit yang berujung pada kematian. Banyak minuman kemasan mengandung kadar gula yang tinggi.
Kaum Adam menjadi korban terbanyak dalam hal kematian dini karena pola makan dan minum yang tak sehat. Lebih banyak laki-laki yang tidak memperhatikan kandungan gizi dalam makanan dan minuman yang mereka konsumsi, dibandingkan kaum hawa.
Penemuan lain dari para peneliti soal kematian dini adalah bahwa kesepian yang dirasakan seseorang juga dapat memicu kematian dini. Profesor John Cacioppo dari University of Chicago menghabiskan 21 tahun untuk mempelajari terkait penyebab dan dampak dari kesepian yang ia tuangkan dalam bukunya berjudul Loneliness: Human Nature and the Need for Social Connection.
“Kesepian kronis dapat meningkatkan kematian dini sebesar 20 persen. Jumlah tersebut hampir setara dengan penyebab kematian karena obesitas,” kata Cacioppo dalam wawancara khusus dengan The Guardian.
Cacioppo kemudian menjelaskan relasi antara kematian dan dini dan kesepian. Seseorang yang merasa kesepian akan mengalami gangguan tidur sehingga mengurangi efektivitasnya. Ia akan memiliki fragmentasi tidur dan selalu terbangun dengan tubuh yang terasa lelah.
Selain itu, dalam kesepian, tingkat kesedihan seseorang akan sangat besar dibandingkan jika ia bersedih dalam keadaan tak sendirian atau kesepian. Kesepian secara tak langsung memang menyebabkan timbulnya suatu penyakit misalnya penyakit jantung dan lainnya, akan tetapi menurut Cacioppa, efek dari kesepian akan terlihat pada sistem kekebalan tubuh yang akan menurun. Hal inilah yang kemudian membuat orang rentan diserang berbagai macam penyakit yang berujung pada kematian dini.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Maulida Sri Handayani