Menuju konten utama

Kebakaran di Dekat Velodrome, Inasgoc: Itu Keteledoran

“Yang kebakaran itu adalah gudangnya dari Kemenpora karena ada orang ngelas. Jadi itu bukan Velodrome,” kata Eris.

Kebakaran di Dekat Velodrome, Inasgoc: Itu Keteledoran
Ilustrasi kebakaran. ANTARA FOTO/Amrizal

tirto.id - Kebakaran terjadi pada malam hari Kamis (2/8/2018) di Velodrome kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, tempat akan diadakannya perlombaan Asian Games 2018. Sekretaris Jenderal Inasgoc, Eris Herryanto mengakui bahwa ada keteledoran yang terjadi. Namun, arena pertandingan balap sepeda tetap tak berubah.

Meski ada 11 mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan, Eris menilai venue Velodrome masih menjadi tempat yang aman untuk penyelenggaraan balapan. Dari informasi yang diterima Eris, kebakaran hanya terjadi di satu gedung.

“Yang kebakaran itu adalah gudangnya dari Kemenpora karena ada orang ngelas. Jadi itu bukan Velodrome, di luar,” ungkap Eris kepada Tirto. “Memang kebakaran di situ, tapi bukan Velodromenya.”

Velodrome yang sudah mengikuti standar internasional itu, menurut Eris, sama sekali tidak terkena api. Arena tersebut masih bisa digunakan pada hari pertandingan. Sampai sekarang, Inasgoc tidak memikirkan opsi lain untuk arena pertandingan atau penundaan pertandingan balap sepeda di sana.

“Enggak ada apa-apanya, Velodromenya itu enggak tersentuh,” katanya lagi.

Namun, Eris mengakui bahwa kejadian itu merupakan kesalahan petugas. Ia meyakini kejadian tersebut tidak akan terulang pada hari pertandingan. Menurutnya, proses pengelasan dan sebagainya tentu sudah tak ada lagi ketika acara Asian Games 2018 dimulai pada 18 Agustus mendatang.

“Memang itu teledor karena orang ngelas. Jadi tidak ada dampak dengan venue untuk olahraga. Ya mudah-mudahan enggak ada lagi, karena pas hari H kan enggak ada orang kerja itu lagi,” ujarnya.

Saat ini, kata Eris, kebakaran tersebut sudah bisa diatasi dan sedang dilakukan proses pendinginan.

Baca juga artikel terkait ASIAN GAMES 2018 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto