Menuju konten utama

Kata TKN ke Prabowo: Kalau Mengikuti Gaya Trump Jadi Capres AS Saja

"Ya kalau mengikuti gaya Trump jadi calon presiden Amerika saja," kata Hasto.

Kata TKN ke Prabowo: Kalau Mengikuti Gaya Trump Jadi Capres AS Saja
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berpidato saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jakarta, Rabu (5/12/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/ama.

tirto.id - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai, gaya kampanye calon presiden Prabowo Subianto memiliki kesamaan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Bila memang demikian, Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengatakan, sebaiknya Prabowo mencalonkan diri di Amerika saja. Pasalnya, kata Hasto, gaya Prabowo yang keras tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia.

"Ya kalau mengikuti gaya Trump jadi calon presiden Amerika saja. Ini calon presiden Indonesia. Indonesia itu beda kulturnya. Kita tuh enggak suka yang model marah-marahan," ucap Hasto di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (6/12/2018).

Dalam kesempatan itu, Hasto juga menanggapi sikap Prabowo yang marah kepada wartawan saat hendak diwawancarai. Menurut dia, sikap itu justru akan merugikan kubu Prabowo-Sandiaga dalam pertarungan Pilpres 2019.

"Kalau kami melihat itu malah blunder," ucap Sekretaris Jenderal PDIP ini.

Menurut Hasto, sikap calon presiden nomor urut dua itu bukanlah sebagai langkah untuk unjuk kekuatan di media sosial dan media massa, tetapi justru tidak mampu mengontrol emosinya.

"Oh enggak. Jadi dalam pengertian marah ya marah. Jangan dipersepsikan macam-macam. Marah itu tidak bisa mengendalikan emosi. Berarti enggak nyambung. Itu marah," katanya lagi.

Dalam pidatonya di peringatan Hari Disabilitas Internasional, Prabowo Subianto memprotes wartawan yang dinilai memanipulasi demokrasi terkait pemberitaan seputar aksi Reuni 212.

"Hebatnya media-media dengan nama besar dan katakan dirinya objektif, padahal justru mereka bagian dari usaha memanipulasi demokrasi. Kita bicara yang benar ya benar, yang salah ya salah, mereka mau katakan yang 11 juta [orang di Reuni 212 itu] hanya 15 ribu. Bahkan ada yang bilang kalau lebih dari 1.000 minta apa itu terserah dia," kata Prabowo, Rabu (5/12/2018).

Usai acara itu, Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno di Pilpres itu juga menolak diwawancarai wartawan.

"Ya tapi redaksi kamu bilang enggak ada orang di situ [Reuni 212], hanya beberapa puluh ribu, itu kan tidak objektif, enggak boleh dong," kata Prabowo.

Terkait dengan itu, peneliti media REMOTIVI Muhammad Heychael menilai, apa yang dilakukan Prabowo kepada wartawan dan media selaras dengan apa yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Donal Trump kepada media.

"Seperti ada upaya mengambil metode Trump dari sejak slogan Make Indonesia Great Again, dan juga membuat sikap ketidakpercayaan kepada media. Tentu pendukung akan mengikuti," kata Heychael saat dihubungi wartawan Tirto.

Namun, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Arief Poyuono menolak jika Prabowo dikatakan marah-marah pada malam itu. Menurut Arief, saat itu Prabowo hanya "nada suaranya tinggi doang."

Menurut Arief, mengapa Prabowo mempermasalahkan mengenai jumlah massa di pemberitaan media, karena pentingnya reuni 212 yang mengumpulkan seluruh Muslim maupun non-Muslim dalam satu tempat sekaligus.

Arief menilai itu merupakan agenda demokratis yang layak diapresiasi.

Baca juga artikel terkait PIDATO PRABOWO atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto