tirto.id - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mendorong masyarakat segera melakukan vaksinasi dosis ketiga COVID-19 atau booster pertama. Hal ini menanggapi tren peningkatan kasus COVID-19 beberapa pekan terakhir.
Menurut Erlina, angka peningkatan vaksinasi booster pertama masih lambat. Hingga Kamis, 3 November 2022, capaian vaksinasi COVID-19 dosis ketiga tersebut di angka 27,78 persen, sedangkan capaian dosis pertama sudah 87,43 persen, capaian dosis kedua 73,27 persen, dan capaian dosis keempat atau booster kedua 45,76 persen.
“Ini peningkatannya lambat sekali. Perlunya masyarakat segera menjalani vaksinasi yang ketiga di tengah kenaikan kasus dan pemerintah agar memfasilitasi vaksinasi yang ketiga ini agar cepat ya,” kata dia via Zoom dalam media briefing virtual bertajuk “Update Kasus COVID-19 dan Rekomendasi Terbaru IDI” pada Kamis, (3/11/2022).
Erlina menyebut bahwa capaian vaksinasi COVID-19 dosis ketiga ini stagnan di angka 27 persen. Di mana bulan lalu juga sekitar 27 persen.
Kemudian dia menuturkan, dua pekan lalu itu stabil sekali angka konfirmasi COVID-19 Indonesia yaitu sekitar 2.000. Tetapi pekan lalu mulai naik ke sekitar 3.000 dan yang membuat PB IDI cukup terkejut adalah dari 31 Oktober-1 November 2022 itu lonjakan kasusnya cukup lumayan hampir dua kali lipatnya.
“Demikian juga dengan angka kematian,” ujar Erlina.
Dia menyebut bahwa di pertengahan Oktober 2022 itu kisaran angka kematian akibat COVID-19 sekitar 16-19 orang paling banyak, bahkan sempat 13 orang di 24 Oktober 2022 lalu. Namun di tanggal 1 November 2022 angka kematiannya sudah mencapai 32 orang.
“Artinya apa? Peningkatan kematian juga dua kali lipat lebih tinggi. Ini sesuatu hal yang kita patut waspadai dan tentu saja kita perlu mengetahui kenapa ini kematian meningkat yang tadinya begitu stabil, siapa saja yang berIsiko, dan lain-lain,” tutur Erlina.
Adapun dia mengatakan bahwa kasus harian baru COVID-19 juga meningkat dua kali lipat. Di mana tiga hari yang lalu atau tepatnya 31 Oktober 2022 masih di angka 2.457 kasus, sementara 1 November 2022 naik menjadi 4.707 kasus dan 2 November 2022 menjadi 4.873 kasus.
“Ini tentu saja harus kita waspadai, jangan sampai ini tentu meningkat-meningkat dan meningkat. Jadi memang ada kepentingan dari kami PB IDI untuk mempersiapkan tenaga kesehatan memberi warning (peringatan) dan kemudian meningkatkan antisipasi,” ujar Erlina.
Sementara itu, dia pun mendengar beberapa keluhan dari masyarakat bahwa banyak sentra vaksinasi yang stok vaksinnya tinggal sedikit dan bahkan ada yang sudah kehabisan stok vaksin. Erlina belum mengetahui apakah hal ini masalahnya berada di logistik, distribusi, atau yang lainnya.
“Jadi tolong yang berwenang agar segera diperbaiki,” ucap Erlina.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri