tirto.id - Satgas Penanganan COVID-19 mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia agar tidak gegabah dan tetap waspada terhadap penularan virus COVID-19, meski telah menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.
Saat ini, Indonesia telah berhasil keluar dari puncak kedua pandemi COVID-19 Juli lalu dengan relatif cepat dan drastis. Dalam 1 bulan, kasus bisa turun 45% dari puncak kedua.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan hingga pekan ke-12 ini penurunan kasus sudah mencapai 98%. Namun, dia mengingatkan semua pemerintah dan masyarakat untuk tidak gegabah. Pasalnya, sejumlah negara di dunia menghadapi puncak ketiganya.
Indonesia harus mengambil puncak ketiga dunia sebagai peringatan. Dan pemerintah saat ini terus melakukan upaya pencegahan, salah satunya adalah vaksinasi COVID-19.
“Pemerintah Indonesia terus meningkatkan berbagai upaya pencegahan COVID-19, termasuk vaksinasi. Saat ini, Indonesia masuk dalam 5 besar negara dengan populasi terbesar yang divaksinasi, yakni 106 juta orang,” kata Wiku dalam International Media Briefing virtual di Graha BNPB, Selasa (19/10/2021) yang disiarkan di kanal YouTube BNPB Indonesia.
Untuk kebutuhan vaksin, pemerintah masih menerima pasokan vaksin dalam jumlah besar. Pemerintah mendistribusikannya sesuai kebutuhan secara merata di semua daerah. Pemerintah juga terus meningkatkan cakupan vaksinasi di seluruh wilayah agar program vaksinasi tersebar merata.
Selain itu, pemerintah menyadari bahwa lonjakan kasus di Indonesia tidak semata-mata karena peningkatan kasus secara kolektif di antara negara lain. Namun, hal ini lebih disebabkan oleh dinamika nasional dan penerapan kebijakan dalam negeri, terutama pada hari libur nasional.
Untuk memahaminya, Wiku mengacu pada pengalaman penanganan COVID-19 di Indonesia. Dibandingkan dengan negara lain, pola peningkatan kasus di Indonesia jauh berbeda. Pada puncak pertama, Indonesia sama dengan negara lain yang terjadi pada Desember 2020 yang merupakan dampak dari periode Natal dan Tahun Baru.
Namun, ketika negara lain mengalami puncak kedua pada April 2021, Indonesia justru menunjukkan penurunan. Di sisi lain, saat Indonesia mengalami puncaknya yang kedua di bulan Juli, dunia dan beberapa negara lainnya mengalami penurunan kasus.
Saat ini perkembangan pandemi di dunia sedang mengalami penurunan dari puncak tiga kasus yang terjadi pada Agustus lalu. Sementara itu, Indonesia mengalami penurunan dari puncak kasus kedua. Sedangkan negara tetangga seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia mengalami puncak kasus ketiga.
“Keberadaan puncak ketiga di beberapa negara menjadi peringatan bagi Indonesia untuk tidak lengah meski tren penurunan kasus terus berlanjut,” pungkas Wiku.
Pada perkembangan kasus terkini, Indonesia kini berada di ueutan ke-14 dunia dengan jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 4,237,201.
Hingga Rabu, 20 Oktober kemarin, angka kasus aktif atau pasien yang sedang dirawat di rumah sakit karena terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 16,376 orang.
Sementara itu, menurut data Satgas, per kemarin, ada tambahan 914 kasus harian baru. Dilaporkan pula angka kesembuhan saat ini telah mencapai 4,077,748 orang, dengan kesembuhan harian bertambah sebanyak 1,207.
Kemarin, angka meninggal dunia bertambah 28 orang, sehingga total secara keseluruhan saat ini mencapai 143,077 jiwa, atau 3,4 persen.
Pada cakupan vaksinasi, dilaporkan sebanyak 109,796,866 orang telah menerima suntikan vaksin dosis 1, sementara 64,622,692 orang lainnya telah menerima suntikan vaksinasi dosis 2.
Editor: Iswara N Raditya