Menuju konten utama

Kapolri Sebut Masih Ada Warga Myanmar yang Peduli Rohingya

Tito Karnavian menyebut masih ada warga Myanmar yang berempati pada Rohingya. Tito mengatakan hal tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan di Myanmar.

Kapolri Sebut Masih Ada Warga Myanmar yang Peduli Rohingya
Dua lelaki Rohingya membawa seorang wanita tua karena tidak bisa berjalan setelah menyeberangi perbatasan, di Teknaf, Bangladesh, Jumat (1/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

tirto.id - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, masih ada warga Myanmar yang memberikan rasa empati kepada etnis muslim Rohingya dan tidak mendukung tragedi pembunuhan massal terhadap etnis tersebut.

“Sebenarnya masih ada masyarakat Myanmar yang solider dengan keluarga muslim di Rohingya,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian setelah menjadi pembicara pembuka di acara “International Conference on Contemporary Social and Political Science Affair” (ICoCSPA) yang diselenggarakan oleh FISIP Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, Kamis (7/9/2017).

Tito mengatakan, hal tersebut berdasar pada sebuah penelitian yang dilakukan di Myanmar dengan menggunakan suatu aplikasi yang mampu melakukan penyaringan berbagai opini yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Myanmar.

“Dari hasil penelitian itu, terlihat konflik Rohingya di mata masyarakat Myanmar dipicu adanya upaya legitimasi pemerintahan. Sehingga tidak benar bila menyimpulkan konflik Rohingya berasal dari pertentangan agama,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara.

Dia menambahkan, pemerintah Indonesia sudah turun tangan untuk mengupayakan penyelesaian polemik yang terjadi di Negeri Tanah Emas itu. Salah satu bentuknya yakni mendelegasikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi agar dapat bertemu dengan Pimpinan Myanmar Daw Aung San Suu Kyi.

“Juga disambut langsung oleh pemimpin militer di sana. Diharapkan upaya diplomasi ini membuahkan hasil yang baik bagi semua pihak, terutama masyarakat Rohingya yang menjadi korban,” pungkasnya.

Terkait konflik Rakhine, Indonesia telah mengirim bantuan kemanusiaan, di antaranya pembangunan rumah sakit dan program Bantuan Kemanusiaan untuk Komunitas yang Berkelanjutan (HASCO) yang diprakarsai Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) untuk masyarakat negara bagian Rakhine.

Bantuan kemanusiaan sejumlah 2 juta dolar AS yang berasal dari donasi masyarakat Indonesia akan disalurkan dalam program-program sosial selama dua tahun dengan empat fokus yakni pendidikan, kesehatan, mata pencaharian, dan pemulihan pascakonflik.

Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi juga telah mengusulkan kepada pemerintah Myanmar formula 4+1 sebagai solusi untuk krisis kemanusiaan yang menimpa orang Rohingya di Rakhine.

Ia menjelaskan, empat elemen pertama dalam formula itu, terdiri dari upaya mengembalikan stabilitas dan keamanan, menahan diri secara maksimal dan tidak menggunakan kekerasan, memberikan perlindungan kepada semua orang yang berada di Rakhine State tanpa memandang suku dan agama, dan segera membuka akses untuk bantuan kemanusiaan.

Sementara itu, satu elemen lainnya adalah upaya menjalankan rekomendasi Laporan Komisi Penasehat untuk Rakhine State yang dipimpin oleh Kofi Annan.

Baca juga artikel terkait ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra