Menuju konten utama

Kapolri Sebut Ada 2 Orang Diduga Punya Motif Serang Novel

Kapolri mengatakan selama sebulan terakhir penyidik kepolisian telah mengamankan dan memeriksa lima orang yang sempat diduga terlibat penyerangan terhadap Novel. Salah satu di antara lima orang itu ialah Miryam S. Haryani.

Kapolri Sebut Ada 2 Orang Diduga Punya Motif Serang Novel
(Ilustrasi) Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyapa wartawan saat akan dirujuk ke rumah sakit khusus mata di Jakarta, Selasa (11/4/2017). Penyidik senior KPK itu diserang dengan air keras oleh orang tak dikenal seusai menjalankan Salat Subuh di masjid dekat rumahnya. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.

tirto.id - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan penyidik kepolisian sudah berupaya keras selama sebulan terakhir untuk menemukan pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.

Tito mengatakan dalam sebulan belakangan, penyidik telah memeriksa dan mengamankan lima orang yang dicurigai terlibat di kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel itu.

"Bukan kita berhenti. Selama satu bulan, lima orang sudah diamankan," kata Tito di Mapolda Sumatera Utara, Medan, pada Rabu (17/5/2017) seperti dikutip Antara.

Menurut Tito, tiga di antara lima orang itu merupakan pihak yang dicurigai terlibat di kasus ini berdasar hasil penyelidikan terhadap barang bukti, olah TKP dan pemeriksaan saksi. Tapi, ketiganya dilepas karena tidak terbukti berada di lokasi kejadian saat peristiwa teror itu terjadi.

"Berarti mereka bukan pelakunya," kata dia.

Sementara dua orang lainnya, menurut Tito, dicurigai oleh penyidik terlibat di kasus ini karena diduga memiliki motif dan potensi untuk menyerang Novel. Salah satu dari dua orang itu ialah, tersangka KPK di kasus pemberian kesaksian palsu dalam sidang e-KTP, Miryam S. Haryani.

Menurut Tito, langkah kepolisian membekuk Miryam dalam pelariannya tidak hanya didorong oleh permintaan KPK. Tapi juga karena penyidik menganggap Miryam bisa diduga memiliki motif di kasus penyerangan Novel. Tito mengatakan penyidik menilai Miryam merupakan pihak yang selama ini “head to head” dengan Novel Baswedan.

Novel dan Miryam sebelum teror itu terjadi memang terlibat saling bantah di persidangan e-KTP. Miryam pernah mengaku ditekan Novel saat pemeriksaan sehingga mencabut BAP di persidangan korupsi e-KTP. Tapi, Novel kemudian membantahnya di persidangan.

Menurut Tito, penyidik sedang berupaya mendalami dugaan ini, tapi belum menemukan bukti kuat. "Apakah mungkin yang bersangkutan punya orang yang potensi melakukan aksi (penyiraman air keras),” kata Tito.

Sementara satu orang lain, yang diduga memiliki motif untuk menyerang Novel adalah seorang bernama Nico. Tito mengatakan Nico diduga memiliki motif sakit hati karena Novel pernah menekan dia. Penyidik juga masih mendalami dugaan ini dan belum menemukan kesimpulan kuat.

Tito berharap masyarakat bersabar dalam menanti hasil penyelidikan kepolisian di kasus ini. Dia berjanji pihaknya akan terus melakukan langkah sistematis di penyelidikan dan menyampaikan perkembangannya ke KPK.

Serangan berupa penyiraman air keras, yang diduga dilakukan dua orang tak dikenal, terhadap Novel terjadi pada subuh hari, 11 April 2017 silam. Novel sampai sekarang masih menjalani perawatan di Singapura untuk memulihkan luka di kedua matanya yang rusak akibat siraman air keras. Novel kini sedang bersiap melakukan operasi pemasangan membran sel dari plasenta bayi pada kedua matanya di akhir pekan ini.

Baca juga artikel terkait INSIDEN PENYIRAMAN AIR KERAS NOVEL atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hukum
Reporter: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom