tirto.id - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan menjelang libur hari raya Natal dan Tahun Baru, yakni ancaman terorisme, masalah harga sembako, dan arus mudik liburan. Menurut Tito, tiga hal ini akan menjadi pengawasan utama pihak kepolisian.
Dalam rangka pengamanan, Detasemen Khusus 88 Antiteror terus melakukan penangkapan terhadap teroris yang terkait dengan jaringan tertentu. Selain itu, polisi juga sudah membangun komunikasi dengan beberapa pihak termasuk polisi Malaysia dan kepolisian anti teror Filipina.
Menurut Tito, hingga saat ini polisi telah menangkap sejumlah 19 terduga teroris, yang teranyar adalah penangkapan di Kalimantan Barat sekitar minggu lalu dan di Malaysia beberapa hari lalu.
"Ancaman, serangan sampai hari ini belum ada informasi. Tapi kita melakukan langkah-langkah rutin yang ditingkatkan," tegas Tito, Rabu (13/12/2017).
Masalah berikutnya adalah terkait dengan harga sembako. Menurut Tito, untuk mencegah adanya peningkatan harga sembako yang melebihi ketentuan-ketentuan, Polri terus melakukan koordinasi untuk menjaga stabilitas pangan. Kerja sama ini dilakukan juga dengan Menteri Pertanian, termasuk juga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Koordinasi ini diakui Tito sudah dilakukan semenjak minggu lalu.
"Dan kemudian kami sudah melakukan langkah-langkah termasuk operasi pasar dan pengamanan pajak," katanya lagi.
Pengamanan Arus Mudik Natal
Untuk masalah arus mudik, Tito sudah berencana menjalin kerja sama dengan pihak Menteri Perhubungan. Sejauh inj pertemuan antara pihak eselon I dan eselon II masing-masing institusi sudah dilakukan. Nanti pada tingkat pejabat kementrian, Tito akan mengadakan rapat teknis kecil bersama dengan Polri dan kementerian terkait.
"Di samping itu juga Pak Presiden [Jokowi] tanggal 18 (Desember) akan melaksanakan rapat terbatas mengenai libur Natal dan Tahun Baru," tandasnya.
Senada dengan Tito, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menyatakan hari ini akan ada rapat yang dikoordinasikan dengan para stakeholder. Pejabat eselon 1 sendiri diakui sudah melakukan pertemuan.
"Ada berapa hal yang saya koordinasikan yaitu berkaitan dengan waktu bagaimana kita me-manage pemudik itu dengan baik sehingga waktu-waktu mereka untuk pulang itu tersebar," katanya.
Budi menuturkan, waktu yang cukup krusial adalah antara tanggal 22 sampai 24 Desember mendatang karena banyak orang yang mengambil jatah libur. Ia menandaskan bahwa akan lebih baik bila masyarakat yang mudik mengambil jatah libur lebih awal.
Ia juga mengimbau agar tidak menggunakan kendaraan pribadi maupun umum yang tidak layak untuk bepergian. Dari pengecekan terakhir, Budi menemukan hanya 50 persen dari seluruh angkutan umum yang kondisinya layak untuk bepergian. Nantinya akan dilakukan razia kendaraan untuk menguji kelayakan ini.
"Yang merasa kesehatan tidak sehat ya jangan jalan daripada kita suruh pulang nanti," katanya lagi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto