Menuju konten utama

Kapolda Jatim Minta Anggotanya Tetap Waspada Terkait Teror

Machfud mengaku telah menginstruksikan setiap anggotanya untuk memakai senjata agar waspada terhadap ancaman yang ada.

Kapolda Jatim Minta Anggotanya Tetap Waspada Terkait Teror
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin (tengah) menunjukkan barang bukti pistol saat rilis kasus penembakan mahasiswa, di Polres Jember, Jawa Timur, Senin (13/3). ANTARA FOTO/Seno.

tirto.id - Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi Machfud Arifin memberikan imbauan kepada seluruh jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul meningkatnya teror terhadap kepolisian.

"Sudah lama kami instruksikan jajaran di Jawa Timur 'all out' untuk pengamanan dirinya, pengamanan kesatuannya maupun masyarakat," kata Kapolda usai syukuran HUT Bhayangkara ke-71 di Mapolda Jatim, Surabaya, Sabtu (1/7/2017).

Machfud berencana akan menurunkan Brimob dan Propam untuk mengecek anggota secara tertutup, terselubung maupun terbuka di setiap Polsek atau Polres jajaran untuk memastikan kesiapan mereka.

Kapolda pun mengaku akan menindak setiap anggotanya yang tidak waspada. "Kalau sampai ada yang tidur akan saya tindak tegas. Kalau ketahuan tidak waspada, tidak meningkatkan pengamanan dirinya pasti kami tindak sangat keras," ujarnya, menegaskan.

Selain itu, Machfud juga mengaku telah menginstruksikan setiap anggotanya yang mempunyai izin menggunakan senjata untuk memakainya agar waspada terhadap ancaman yang ada.

"Kalau pegang senjata api jangan hanya ditaruh di lemari, tapi bawa di pinggul untuk waspada. Tapi jangan terlalu paranoid lah. Nanti orang cuman nanya sudah ditodong senjata karena takut, itu tidak boleh. Kewaspadaan penting tapi tetap kita punya tugas untuk megayomi dan melindungi masyarakat," ujarnya.

Sementara terkait insiden penusukan terhadap dua anggota Brimob yang sedang melakukan ibadah di sebuah masjid di Jakarta, dia menegaskan, akan meningkatkan kewaspadaan dengan memeriksa setiap orang yang dianggap mencurigakan.

"Bahwa setiap orang yang tidak dikenal, terutama yang bawa tas ransel pasti akan ditanya. Polisi punya kewajiban menghentikan orang untuk menanyakan identitas orang tapi tetap harus dengan cara yang santun dan sopan," tuturnya.

Sebelumnya, dua anggota Brimob ditikam oleh pelaku teror usai menunaikan ibadah salat Isya di Masjid Falatehan, dekat lapangan Bhayangkara pada Jumat (30/6/2017) malam. Dua anggota Brimob itu adalah AKBP Didik dan Briptu Saiful Bahri.

Menurut Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, pelaku tiba-tiba menyerang dua anggota Brimob usai menunaikan ibadah salat Isya. Seusai melakukan salam, tiba-tiba terjadi penyerangan oleh seorang oknum yang diduga teroris terhadap anggota Brimob yang posisinya persis berada di sebelahnya dengan menggunakan pisau sangkur bermerek cobra.

Pelaku kemudian melarikan diri ke arah terminal Blok M sambil mengancam anggota Brimob yang sedang berjaga dan masyarakat sekitar. Polisi sudah mengeluarkan tembakan peringatan namun tidak diindahkan, sehingga polisi menembak mati pelaku di tempat. Hingga kini motif penyerangan masih didalami.

Baca juga artikel terkait SERANGAN TERORISME atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto