tirto.id - Memeriksa minyak rem pada sepeda motor secara teratur sangatlah penting, mengingat elemen ini adalah faktor terpenting yang membuat pengendara tetap aman di jalan.
Laman Your Mechanicmenuliskan, minyak rem tak hanya mengubah tekanan pada tuas atau pedal rem ke kompresi kaliper rem, tapi juga memiliki kemampuan untuk menahan suhu tinggi serta melindungi dan melumasi seluruh sistem pengereman.
Minyak yang disebut juga sebagai cairan hidrolik ini, bekerja di bawah suhu dan tekanan tinggi, dan tanpa itu, kendaraan tidak akan bisa berhenti saat pengendara menekan pedal rem.
Meskipun fungsi minyak rem relatif mudah dipahami, ada banyak variasi jenis yang dapat dipilih, dan bisa jadi membingungkan ketika tiba saatnya mengganti minyak rem, atau minyak hidrolik.
Dikutip dari laman Your Mechanic, dua jenis utama minyak rem adalah berbasis glikol, yang selanjutnya dapat dibagi berdasarkan grade; serta cairan berbasis silikon.
Dilansir dari laman Bluestar.com, karena sangat penting untuk pengoperasian kendaraan serta keselamatan pengendara, penting untuk memeriksa level minyak rem dan menguji kondisinya, setidaknya setiap tahun.
Namun, beberapa orang juga sering mengabaikan. Karena biasanya, selama tidak rembes atau terjadi kebocoran, pengecekan bahkan penggantian minyak rem motor jarang dilakukan pemilik kendaraan.
Padahal jika rem motor blong atau tidak berfungsi optimal lantaran minyak rem tidak lagi berfungsi dengan baik, tentu itu jadi malapetaka.
Lantas kapan waktu ideal untuk penggantian minyak rem pada sistem pengereman motor? Secara umum, patokannya bisa dari waktu atau melihat kondisinya.
Waktu
Minyak rem juga memiliki zat aditif, otomatis zat tersebut bisa habis kadarnya seiring waktu dan penggunaan.
Bila motor sudah digunakan delapan belas bulan (1,5 tahun), mengutip Wheels24, minyak rem wajib diganti.
Jika jangka waktu pemakaian belum mencapai delapan belas bulan, tapi sudah menempuh jarak 20.000 – 25.000 kilometer, maka minyak rem juga wajib diganti.
Pada jarak sejauh itu, minyak rem sudah tercampur dengan air sehingga tidak baik untuk pengereman.
Hal ini dikarenakan minyak rem punya sifat menangkap uap air dari udara (higroskopis).
Panas yang dihasilkan akibat gesekan antara cakram dan kampas rem, lama kelamaan membuat minyak rem seperti air. Jadi, minyak rem perlu diganti secara berkala, agar tidak terjadi kerusakan pada sistem pengereman.
Pantau Kondisi
Kondisi pertama yang bisa dijadikan acuan kapan waktu ideal ganti minyak rem sepeda motor adalah dengan melihat langsung warna minyak rem pada master rem.
Jika warnanya sudah pekat, keruh atau kecoklatan, berarti minyak rem patut dikuras dan diganti baru.
Kondisi kedua, menurut laman Deltalube, ditandai motor sulit berhenti ketika dilakukan pengereman. Deselerasi minim dan bahkan tidak ada respons sama sekali.
Hal ini terjadi karena adanya “angin palsu” akibat sering melakukan hard braking. Efeknya minyak rem cepat mendidih dan menimbulkan uap yang memicu munculnya angin palsu di sistem hidraulik.
Timbulnya angin palsu tersebut membuat sistem pengereman jadi kurang pakem. Sebaiknya selalu rutin untuk memeriksa kondisi dari minyak rem.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yandri Daniel Damaledo