tirto.id - Peringatan Isra Miraj (Isra Mikraj) adalah untuk mengingat peristiwa perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa, langsung ke Sidratulmuntaha (di langit ke tujuh) pada malam hari untuk menerima perintah salat lima waktu. Lantas, kapan Isra Mikraj 2023, bulan apa, dan tanggal berapa liburnya?
Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam tersebut diperingati penduduk muslim Indonesia setiap 17 Rajab. Jika diselaraskan dengan penanggalan masehi, Israj Mikraj 2023 jatuh pada 18 Februari 2023.
Pemerintah telah menetapkan hari Isra Mikraj, melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Indonesia Nomor 1006 dan 3 Tahun 2022 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023. Di dalamnya meresmikan 18 Februari sebagai tanggal peringatan sekaligus Hari Libur Nasional Tahun 2023.
Apa Itu Isra dan Mikraj Nabi Muhammad saw.
Isra dan Mikraj Nabi Muhammad saw. dibagi menjadi 2 peristiwa. Pertama, Isra adalah perjalanan Rasulullah saw. selama satu malam dari Masjidilharam (Makkah) menuju Masjidilaqsa (Baiqtulmaqdis) dengan perkiraan jarak mencapai 1.239 kilometer.
Perjalanan dari Makkah menuju Baitulmaqdis pada zaman itu (621 Masehi), umumnya membutuhkan waktu sekitar satu bulan dengan menaiki unta. Namun, Rasulullah saw. dalam peristiwa Isra mampu menempuh perjalanan tersebut hanya dalam satu malam menggunakan burak. Peristiwa Isra Nabi Muhammad saw. diceritakan Allah Swt. melalui Surah Al-Isra ayat 1 sebagai berikut:
“Mahasuci [Allah] yang telah memperjalankan hamba-Nya [Nabi Muhammad] pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat,”(QS. Al-Isra [17]: 1).
Kedua, Mikraj adalah peristiwa naiknya Rasulullah saw. dari Baitulmaqdis melewati langit ke-7 menuju Sidratul Muntaha. Lalan NU Online Nganjuk menuliskan bahwa Sidratul Muntaha (Sidrah al-Muntaha) adalah tempat yang berada di langit serta bersifat gaib, tidak mungkin dijangkau panca indera dan akal pikiran manusia.
Meskipun di luar batas kemampuan manusia, peristiwa Mikraj dijelaskan kebenarannya melalui firman Allah Swt. dalam Surah An-Najm ayat 17 sebagai berikut:
“Penglihatannya [Muhammad] tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula] melampauinya,”(QS. An Najm [53]: 17).
Allah Swt. melalui peristiwa Isra dan Mikraj menunjukan kemuliaan Nabi Muhammad saw. sebagai hamba yang benar-benar bertakwa serta memiliki derajat nan tinggi di sisi-Nya. Melalui peristiwa ini juga Allah Swt memberikan perintah salat waktu kepada Islam melalui Nabi Muhammad saw.
Merujuk kitab Qishshah Mi'rajin Nabi karya Syekh Najmudin Al Ghoidzi, perjalanan dari Ka'bah ke Baitulmaqdis, Nabi Muhammad saw. mengalami perhentian beberapa kali, yaitu di Madinah, dekat Sajarah Musa, tempat Nabi Musa berteduh saat diburu Raja Firaun, Bukit Sinai, hingga Betlehem tempat kelahiran Nabi Isa.
Beberapa peristiwa lain yang dialami Nabi Muhammad saw. adalah berikut.
- Melihat Jin Ifrit yang mengikuti nabi dengan membawa obor.
- Nabi kemudian melintasi sekelompok yang bercocok tanam, lantas langsung memanen hasilnya. Ini adalah gambaran umat yang berjihad fi sabilillah.
- Nabi kemudian mencium aroma harum Masyitoh, yang memegang teguh keyakinannya kepada Allah, meski ia dan anak-anaknya dihukum dengan dimasukkan ke dalam penggorengan oleh Firaun.
- Nabi bertemu pula dengan sekelompok orang yang yang memukul kepada dengan palu hingga pecah, lantas kepala itu utuh kembali dan dipukuli lagi. Ini gambaran orang yang malas atau meninggalkan salat maktubah (salat wajib).
- Nabi melintasi sekelompok orang yang hanya mengenakan pakaian untuk menutupi kemaluan dan memakan tumbuhan berduri. Mereka adalah gambaran umat yang enggan berzakat meski sudah waktunya.
- Nabi juga bertemu orang yang memakan daging busuk, sebagai perumpamaan umat yang berzina.
- Nabi juga bertemu sekelompok orang yang berenang di sungai darah dan dilempari batu-batu. Mereka adalah gambaran orang yang memakan harta riba.
- Nabi bersua pula dengan orang-orang yang mengumpulkan kayu bakar, mengikat dan memanggulnya, tetapi beban kayu bertambah. Mereka adalah umat yang banyak mengambil tanggungan.
- Nabi melintasi orang yang saling mengguntingi lidah dan bibir dengan gunting besi, gambaran ahli fitnah.
- Nabi bertemu kaum yang mencakar wajah dengan kuku tembaga, gambaran orang yang gemar mengumpat dan menyebarkan aib.
- Nabi berjumpa pula dengan wanita yang memakai perhiasan serbaindah, yang merupakan gambaran dunia yang bsa melalaikan orang dari akhirat. Kelak akan ada perwujudan lain, wanita itu menjadi tua renta, yang menandakan betapa dekatnya dunia menuju hari kiamat.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin