tirto.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendorong agar pengelolaan lapangan gas Masela di Maluku dikelola oleh bangsa sendiri sehingga jauh lebih berkontribusi bagi perekonomian negara. Kadin menilai cadangan gas di Blok Masela dapat dipakai untuk memperkuat industri dalam negeri yang sering mengalami kelangkaan gas, serta dana hasil ekspornya akan lebih mudah dikendalikan dan diparkir di Tanah Air.
"Bila Blok Masela dapat diinvestasikan dan dikelola sendiri, akan sangat besar berkontribusi bagi perekonomian negara," kata Wakil Ketua Umum Kadin dan Koordinator Wilayah Indonesia Timur Andi Rukman Karumpa dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin (28/3/2016).
Oleh karena itu, Andi mengatakan, konsorsium BUMN harus siap mengelola Blok Masela seandainya kontraktor asing Inpex Corporation benar-benar membatalkan rencananya mengelola proyek di Laut Arafura tersebut.
Seperti diketahui pemerintahan Presiden Joko Widodo memutuskan pengelolaan Blok Masela berada di darat (onshore), berbeda dengan keinginan Inpex Corporation yang menginginkan ladang minyak di laut dekat Australia itu dilakukan secara offshore.
"Sebenarnya, dia (Inpex Corporation) kalau mundur tidak masalah. Konsorsium BUMN harus siap mengambil alih proyek ini," katanya menambahkan.
Namun, kata Andi, Inpex Corporation tetap akan mengelola proyek di Laut Arafura, Maluku, tersebut karena telah telah mengalokasikan dana hingga USD 2 miliar untuk persiapan eksplorasi.
Inpex kemungkinan tetap kelola Blok Masela
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meyakini Inpex Corporation, tidak akan lari dari proyek tersebut.
Alasannya, menurut Rizal, kontraktor asal Jepang itu telah keluarkan dana hingga USD 2 miliar untuk melakukan eksplorasi di ladang gas terbesar Indonesia itu.
"Memang ada yang menakut-nakuti kalau Inpex bakal kabur. Ya enggaklah (tidak kabur), mereka 'kan sudah habiskan dua miliar dolar AS untuk riset, sudah dapat 'tambang emas' untuk 70 tahun," katanya di sela pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis (24/3/2016).
Rizal juga mengatakan ladang gas abadi di Blok Masela menarik banyak minat investor lainnya. "Kalau mau kabur ya enggak apa-apa, yang antre banyak," katanya.
Menyusul keputusan Presiden Jokowi terkait pengelolaan Blok Masela dengan skema kilang darat, Menteri ESDM Sudirman Said telah memerintahkan SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) untuk mengomunikasikan keputusan pemerintah kepada investor agar mengkaji ulang seluruh rencana yang telah diajukan.
Selain itu, Menteri ESDM juga meminta SKK Migas untuk mengomunikasikan keputusan pemerintah tersebut kepada Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kabupaten bersangkutan agar keputusan tersebut dapat ditindaklanjuti serta didukung oleh Gubernur Maluku dan bupati terkait.
SKK Migas juga diminta untuk bekerja dengan investor agar pengkajian ulang yang termaksud dapat dilaksanakan secepatnya dan tidak menunda final investment decision atau keputusan akhir investasi (FID) terlalu lama. (ANT)