Menuju konten utama

Jumlah Pengungsi Akibat Banjir di Bima, Kini 6.936 Jiwa

Sebanyak 6.936 jiwa warga kota Bima korban dampak banjir bandang hingga kini masih bertahan di lokasi pengungsian.

Jumlah Pengungsi Akibat Banjir di Bima, Kini 6.936 Jiwa
Seorang bocah tertidur lelap di posko pengungsian korban banjir bandang di masjid Baitul Hamid di Kelurahan Penaraga, Kota Bima, NTB, Senin (26/12). Berdasarkan data terbaru BPBD saat ini jumlah korban banjir yang mengungsi adalah 105.753 jiwa, diantaranya mengungsi di tempat keluarga sebanyak 98.423 jiwa dan yang mengungsi di tempat pengungsian sebanyak 7.330 jiwa yang tersebar di 7 kelurahan di wilayah Bima.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi.

tirto.id - Sebanyak 6.936 jiwa warga kota Bima korban dampak banjir bandang hingga kini masih bertahan di lokasi pengungsian. Pelaksana (Plt) Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Syahrial Nuryadin, Kamis (29/12/2016) memastikan jumlah itu dan menambahkan mereka kini berada pada 33 titik lokasi pengungsian tersebar di wilayah Kota Bima. Sebelumnya dikabarkan pada Senin lalu jumlah pengungsi mencapai 7.330 jiwa.

"Sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing," katanya.

Untuk melayani pengungsi dapur umum sudah bertambah menjadi 17 titik dengan kapasitas masak 21.700 bungkus per hari.

Selain kegiatan pembersihan dan distribusi sandang dan pangan, langkah penanganan yang sedang dilaksanakan saat ini, lanjut Syahrial serangkaian kegiatan mendapatkan informasi dan data yang berguna untuk melakukan tindakan intervensi.

Berdasarkan laporan para lurah dan camat hingga Rabu malam (28/12), jumlah rumah terdampak banjir pada 33 kelurahan mencapai 19.400 rumah.

Sementara, bangunan milik pemerintah yang terdampak banjir sebanyak 31 kantor dengan nilai kerugian beragam.

"Secara keseluruhan diperkirakan mencapai Rp7,8 miliar," imbuhnya.

Sementara itu, hingga Kamis (28/12) pagi, warga yang menerima pelayanan kesehatan sudah mencapai 12.111 jiwa pada 10 pos statis dan 51 pos mobil dilayani 23 tim medis dan relawan. "Dari jumlah itu, 4.579 warga menjalani rawat jalan dan 33 warga menjalani rawat inap," kata dia.

Selasa kemarin, Wakil Presiden Jusuf Kalla telah mengadakan rapat terbatas bersama Mensos, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, Walikota Bima Muhammad Quraish, dan jajaran Pemerintah Daerah Kota Bima, di Balai Kota Bima. Wapres menginstruksikan menteri dan kepala lembaga terkait untuk menyelesaikan pembersihan pascabanjir bandang di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, dalam waktu empat hari ke depan.

"Terhitung mulai hari ini (28/12), sumur-sumur dan lingkungan sudah bersih dari sampah banjir," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Posko Bantuan Sosial TNI di Kota Bima, NTB, Rabu lalu.

Wapres menggarisbawahi pentingnya ketersediaan air bersih karena saat banjir sumur-sumur menjadi tercemar. "Pak JK minta semua sumur disedot karena anak-anak sudah kekurangan air bersih," kata Mensos.

Selain itu, Mensos menambahkan bahwa Wapres juga meminta penambahan mini eskavator dan sekop untuk mengeruk sampah.

"Akan ada penambahan lima ribu sekop, kalau mini eskavator saya belum tahu penambahan jumlahnya, yang jelas sekarang masih kurang," kata dia.

"Intinya, semua daya dan upaya akan kita kerahkan agar target pembersihan 1 Januari 2017 bisa tercapai," lanjut Mensos.

Banjir bandang yang terjadi lada 22 dan 23 Desember 2016 telah menyebabkan kerusakan fisik dan sekitar 8.800 orang mengungsi di 17 titik di lima kecamatan di Kota Bima.

Sumber: Antara

Baca juga artikel terkait BANJIR BIMA atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH