tirto.id - Beberapa produk memanfaatkan Ramadan untuk mengeluarkan anggaran lebih untuk promosi di televisi. Beberapa iklan bahkan sengaja hanya dikeluarkan saat Ramadan. Iklan-iklan itu lama kelamaan menjadi penanda masuknya bulan Ramadan.
Misalnya iklan Sirup Marjan. Menurut riset yang dilakukan Tirto pada 18-31 Mei 2017, Marjan merupakan sirup favorit pilihan masyarakat terutama di Pulau Jawa. Ini sebanding dengan kemunculan iklannya di televisi ketika Ramadan melonjak dibandingkan sebelum dan setelah Ramadan.
Selain sirup dan es buah biasanya minuman yang dicari untuk menyegarkan tenggorokan usai berpuasa adalah minuman teh. Saat bulan Ramadan, kemunculan iklan Teh Botol Sosro pun meningkat dan turun secara tajam setelahnya.
Bagaimana penayangan iklan-iklan tersebut setelah puasa? Data menunjukkan ada tren menurun setelah bulan puasa berakhir.
Produk pasta gigi yang "menjual" iming-iming keharuman mulut juga sering menyapa pemirsa televisi di Indonesia selama Ramadan. Pemirsa televisi juga mudah menjumpai iklan penyegar mulut dan pasta gigi dibandingkan sebelum dan setelah Ramadan.
Pemirsa televisi pun tentu masih ingat adegan menyentuh pengendara motor yang terciprat lumpur oleh mobil yang melintas di sebelahnya. Lagu menyentuh Ebiet G Ade mengiringi iklan yang berlatar persawahan ini. Inilah iklan rokok Djarum yang menghiasa televisi pada puasa dua tahun lalu dengan tagline "Sejauh mana kesabaran kita..."
Konsep iklan rokok yang dikemas "menyentuh" sisi kemanusian juga jadi andalan produsen rokok saat memasang iklan selama puasa. Lewat narasi dan visual sarat pesan moral yang dikemas bersambung, produsen mencoba menarik perhatian masyarakat.
Penulis: Frendy Kurniawan & Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti