tirto.id -
"Saya ingin agar seluruh rektor, guru besar, menyadari perubahan ini, jangan sampai menggerus identitas bangsa kita. Anak-anak harus dibekali dengan Pancasila. Ini sangat penting, untuk memperkuat karakter bangsa Indonesia," kata Jokowi.
Perubahan yang dimaksud Jokowi adalah perkembangan teknologi seperti munculnya internet, gawai, dan smartphone yang begitu cepat berkembang. Perubahan ini, menurut Jokowi akan memengaruhi landscape ekonomi dan politik.
Presiden mencontohkan, kemunculan internet seperti baru kemarin, sudah berkembang menjadi mobile internet, kemudian berkembang lagi menjadi artificial intelligence.
"Coba buka Amazon, Alexa. Lalu tanya masjid terdekat di mana. Alexa pasti bisa jawab. Tanya di mana restoran Padang langsung ditunjukkan. Perubahan-perubahan ini harus kita sadari," kata Presiden.
Beberapa kali pertemuan dengan pemimpin-pemimpin dunia, Presiden bercerita, topik yang dibicarakan sudah sampai ke mobil masa depan hingga bagaimana mengelola ruang angkasa untuk kehidupan.
Perubahan lain yang dirasakan misalnya perubahan cara pembayaran. Dahulu, pembayaran hanya cash atau tunai. Saat ini, metode pembayaran sudah berkembang, bisa bayar dengan kartu kredit, debit, bahkan PayPal.
Presiden memprediksi, lima sampai sepuluh tahun ke depan generasi-generasi sekarang sudah tidak baca koran dan tidak lagi menonton televisi, karena semua bisa dilakukan secara online dengan satu perangkat
Perubahan ini, menurut Presiden, akan berdampak pada landscape ekonomi dan politik di masa depan. Oleh karena itu, penting membekali pelaku-pelaku ekonomi dan politik masa depan, yaitu generasi Y, dengan Pancasila. Sehingga, perubahan zaman tak akan mempengaruhi karakter bangsa.
"Kita bersyukur sudah punya Pancasila dan komitmen kita ber-Pancasila sudah bulat. Kita harus berani bersuara lantang, saya Indonesia, saya Pancasila. Saya anak muda Indonesia, saya Pancasila. Saya mahasiswa, saya Pancasila," kata Presiden menutup pidatonya.
Mahasiswa UGM Minta Sepeda ke Jokowi
Seolah sudah menjadi kebiasaan, dalam kesempatan tersebut, Jokowi kembali mengundang mahasiswa maju ke depan untuk diberi pertanyaan. Bedanya, kali ini pertanyaannya lebih sulit, karena biasanya Presiden mengajukan pertanyaan-pertanyaan di depan siswa SD atau SMP, sementara kali ini di depan mahasiswa.
"Karena ini mahasiswa, dan biasanya di daerah saya hanya menyebut angka lima di sini saya menyebut angka sepuluh, silakan sebut 10 suku di Indonesia. Bagi yang bisa, silakan maju ke depan," kata Jokowi.
Heri Krisnanto Bubu, salah satu mahasiswa UGM kemudian maju ke depan dan berdiri di samping Jokowi. Setelah Jokowi bertanya nama dan asalnya, Bubu kemudian menyebutkan 10 nama suku di Indonesia.
Beberapa kali terbata-bata, Bubu akhirnya mampu menyebutkan sepuluh nama suku di Indonesia setelah dapat "ancaman" dari Presiden. "Mahasiswa UGM masa enggak bisa, udah pakai jaket seperti ini (jaket almamater UGM) masa enggak bisa, awas ya," kata Jokowi diiringi tawa hadirin.
Usai menyebutkan sepuluh nama suku, Bubu heran karena Presiden tak memberinya hadiah sepeda. "Enggak dapat sepeda ini Pak?" tanya Bubu disambut gelak tawa Jokowi dan hadirin.
"Nanti saya kirim sepeda satu, dicatat itu dicatat," kata Jokowi.
Jokowi hadir di UGM dengan balutan kemeja putih, didampingi Iriana Joko Widodo yang mengenakan kebaya warna pink. Jokowi juga membawa Menteri Kabinet Kerja, yaitu Menristekdikti M. Nasir, dan Mendikbud Muhadjir Effendy. Turut hadir dalam acara, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Rektor UGM Panut Mulyono,jajaran guru besar UGM, mahasiswa UGM serta siswa SD dan SMP dari beberapa sekolah di Yogyakarta.
Presiden hadir pukul 08.00 pagi dan sekitar pukul 09.20 meninggalkan UGM untuk kemudian menuju Hotel Sahid, Jalan Babarsari, Sleman, menghadiri Rapimnas PGRI. Selanjutnya, Presiden dijadwalkan menghadiri peletakan batu pertama Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Yantina Debora