tirto.id - Presiden Joko Widodo mengatakan, terbuka untuk menjalin pertemuan dengan berbagai tokoh untuk mendinginkan situasi pascapilpres 2019, termasuk bertemu Prabowo Subianto, lawan politiknya.
Hal ini disampaikannya setelah menerima kedatangan, mantan Presien BJ Habibie di Stana Negara, Jumat (24/5/2019).
"Yang jelas setelah coblosan sudah saya sampaikan, kita berkeinginan berinisiatif untuk bertemu [Prabowo], sampai sekarang belum bertemu," kata dia, dikutip Antara.
Pertemuan dengan elite politik, terutama Prabowo, kata Jokowi diharapkan mampu meredam suasana politik yang beberapa waktu lalu memanas.
Hal ini terkait dengan aksi massa 22 Mei yang berujung ricuh. Dalam aksi ini terdapat 737 korban, 8 di antaranya meninggal.
"Akan dilihat baik oleh rakyat, mendinginkan suasana, bahwa di elite-elite politik rukun-rukun saja enggak ada masalah. Saya kira paling penting itu. Kalau elitenya rukun, baik-baik saja, di bawah kan dingin, akan sejuk," ujar dia.
Jokowi mengatakan, setelah pencobloran pada 17 April 2019, sudah berinisiasi untuk bertemu Prabowo. Namun, hingga saat ini belum bisa. Ia mengaku terus berupaya bertemu dengan Prabowo.
Capres 01 ini juga mengatakan, kesediaannya untuk berkolaborasi dengan elite politik untuk membangun bangsa.
Usai pengumuman rekapitulasi Pemilu 2019, Jokowi telah bertemu dengan Ketua MPR RI sekaligus Ketua PAN, Zulkifli Hasan, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putera Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
Upaya bertemu dengan Prabowo saat ini terjadi melalui Wapres Jusuf Kalla, Kamis (23/5/2019). Namun, Prabowo belum bertemu dengan Jokowi.
"Itu proses-proses politik yang kita lakukan agar suasana menjadi dingin setelah 7-8 bulan kita kampanye. Panas, panas, panas kemudian coblosan dan ini ada proses pendinginan sehingga saya bertemu Pak Zulkifli dari PAN, bertemu Mas AHY dari Demokrat," imbuh Jokowi.
Penulis: Zakki Amali
Editor: Agung DH
