Menuju konten utama

John Kerry: AS Tak Akan Diam Jika Israel Lanjutkan Kekerasan

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menyatakan tak akan tinggal diam jika Israel terus melancarkan aksi kekerasan maupun pembangunan pemukiman secara sewenang-wenang kepada Palestina.

John Kerry: AS Tak Akan Diam Jika Israel Lanjutkan Kekerasan
Seorang pria bersepeda melewati papan dengan nama Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump di Tel Aviv, Israel, Senin (14/11). ANTARA FOTO/REUTERS/Baz Ratner.

tirto.id - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menyatakan tak akan tinggal diam jika Israel terus melancarkan aksi kekerasan maupun pembangunan pemukiman secara sewenang-wenang di Palestina. Masa depan penyelesaian konflik dua negara itu berada dalam bahaya jika Israel tak berhenti memprovokasi.

Dalam pidato yang disampaikannya hanya beberapa minggu sebelum pemerintahan Obama menyerahkan kekuasaan kepada presiden terpilih Donald Trump, Kerry mengatakan Israel "tidak pernah akan mendapatkan perdamaian sesungguhnya dengan" dengan dunia Arab jika Israel tidak mencapai perjanjian berdasarkan konsep rakyat Israel dan Palestina yang hidup di negara masing-masing.

"Walaupun kita telah melakukan upaya-upaya terbaik selama bertahun-tahun, penyelesaian dua-negara (konflik Israel-Palestina) ini betul-betul berada dalam bahaya. Kita tidak bisa, berdasarkan apa pun juga, hanya berdiam diri, dan tidak mengatakan apa-apa ketika kita melihat harapan perdamaian melayang," kata Kerry di Departemen Luar Negeri, seperti dilaporkan Reuters, Rabu (28/12/2016).

"Sebenarnya, perkembangan di lapangan menyangkut kekerasan, terorisme, penghasutan, perluasan pemukiman serta pendudukan yang tampaknya tak berkesudahan, sedang menghancurkan harapan bagi perdamaian bagi kedua pihak dan memperkokoh kenyataan satu-negara, yang tak dapat diubah dan sebenarnya tak diinginkan sebagian besar rakyat."

Di sisi lain, Kerry juga mengecam oleh sebagian kalangan masyarakat Palestina, termasuk "ratusan serangan teroris pada tahun lalu."

Sementara itu, Israel sedang mengabaikan Presiden Barack Obama dan berharap bahwa mereka mendapat perlakuan yang lebih menguntungkan dari Donald Trump, yang akan mulai menjabat sebagai presiden AS pada 20 Januari.

Trump sebelumnya secara terbuka memperlihatkan sikap menentang Resolusi PBB soal Israel. Ia diperkirakan nantinya akan menggunakan hak veto AS di Dewan Keamanan terhadap rancangan-rancangan resolusi yang anti-Israel. Ia telah berjanji untuk memindahkan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Jerusalem dan menunjuk seorang pengacara sebagai duta besar AS untuk Israel. Pengacara tersebut merupakan seorang sosok yang menggalang dana bagi pemukiman luas Yahudi.

Trump telah menunjukkan keraguan terhadap penyelesaian dua-negara dan ia bahkan mendukung pencaplokan Tepi Barat oleh Israel.

Baca juga artikel terkait AMERIKA SERIKAT atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Politik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan