Menuju konten utama

Jika Aa Gym Turun Gunung di Pilgub Jabar 2018

Nama Aa Gym masuk bursa kandidat calon gubernur di Pilgub Jabar 2018. Benarkah isu agama akan mencuat jika Aa Gym ikut Pilgub?

Jika Aa Gym Turun Gunung di Pilgub Jabar 2018
Aa Gym kerahkan seribu massa untuk bersihkan sampah Demo 4 November 2016. Jumat (04/11). Aksi ini di muali dari Masjid Istiqal dan akan turun juga ke jalan untuk membersihkan sampah yang berserakan. [Tirto/Reja Hidayat]

tirto.id - Pilgub Jawa Barat 2018 kini sudah mulai memanas. Nama-nama besar seperti Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, Deddy Mizwar digadang-gadang akan bertarung memperebutkan kursi Jabar 1 pada Februari tahun depan. Dalam survei Indo Barometer, Median dan Poltracking yang dirilis baru-baru ini, tiga tokoh itu selalu masuk empat besar.

Menarik dicermati kemunculan Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym yang menguntit di urutan lima. Munculnya Aa Gym menggeser nama lain seperti Netty Heryawan, Dessy Ratnasari atau Rieke Diah Pitaloka.

Pada survei Indo Barometer, elektabilitas Aa Gym hanya 2,4 persen. Namun survei Poltracking mencapai 6,5 persen. Pada survei Median, elektabilitas Aa Gym bahkan mencapai 7,5 persen dan menggeser Dedi Mulyadi ke urutan lima dengan 7,1 persen.

Secara elektabilitas Aa Gym memang kalah, tapi secara popularitas pendiri Ponpes Daarut Tauhid ini lebih unggul ketimbang Emil, Dedi ataupun Dede. Data Indo Barometer mencatat popularitas Aa Gym di Jabar mencapai 94,9 persen, lebih besar ketimbang dua mantan artis yakni Desy Ratnasari 94,9 persen dan Dede Yusuf sebesar 92,4 persen.

Baru setelah itu Ridwan Kamil menyusul dengan 88,8 persen. Yang hanya bisa mengalahkan kepopuleran Aa Gym adalah aktor sekaligus Wagub Jabar, Deddy Mizwar, yang popularitasnya mencapai 98 persen.

Sejak namanya mulai disebut dalam konstelasi Pilgub Jabar, Aa Gym kini sudah mulai menghimpun relawan. Dalam keterangan persnya ke awak media baru-baru ini, dia tidak secara terang-terangan menolak/menerima jika dirinya dicalonkan.

"Mengingat ini amanah yang luar biasa besarnya, yang harus dipertanggungjawabkan dunia sampai akhirat, Aa masih beristikharah memohon petunjuk Allah agar diberikan yang terbaik bagi kita semua," tutur Aa Gym.

Untuk memperkuat keyakinannya itu, ia kini sedang menjaring pendataan dukungan untuk maju di Pilgub Jabar 2018. "Namun bagi sahabat-sahabat yang sudah bulat tekad dan bersemangat ingin bahu-membahu membangun Jawa Barat dan memberikan yang terbaik sebagai relawan, bisa mendaftar melalui SMS ke nomor 082320786868. Isi SMS-nya, JABAR#Nama#Kota/Kabupaten#Kecamatan," kata dia.

"Mudah-mudahan ini langkah awal yang penuh berkah. Luruskan niat ikhtiar," sambungnya.

Guru Besar Komunikasi Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Asep Saeful Muhtadi, menyebut masuknya Aa Gym membuat konstelasi politik Jabar menarik. Dia menyebut ada dua faktor yang membuat Aa Gym merespon isu pencalonannya secara terbuka.

Faktor pertama adalah modal popularitas. "Siapapun yang ingin maju Pilkada selalu ingin populer. Modal itu dia punya. Ada banyak orang mendorong dia maju. Setidaknya hampir dipastikan Aa Gym punya pemilih, soal menang atau tidak itu urusan lain. Saya perhatikan di media sosial penggalangan dukungan semakin marak," ucapnya kepada Tirto (13/6).

"Faktor lain yang sedang berkembang sekarang adalah semangat orang untuk memilih pemimpin yang bermoral. Ini imbas efek psikologi dan sosiologi Pilgub Jakarta. Sekarang pemilih atau kandidat akan menempatkan dirinya pada posisi sebagai seorang moralis, dan Aa Gym merasa cocok dengan hal ini," katanya lagi.

Sosok yang akrab disapa Prof. Samuh ini menilai jika Aa Gym turun gelanggang bisa berpotensi memuncul isu agama di Pilgub Jabar 2018. "Sangat memungkinkan muncul sentimen agama. Basis muslim di Jabar itu kuat. Apa yang terjadi di Jakarta itu bisa jadi rujukan Jabar," kata dia.

Meski begitu, situasi yang benar-benar panas dan tegang di Jakarta tidak sepenuhnya akan hadir di Jabar. Sampai sekarang memang belum muncul calon non-muslim, namun bukan berarti isu SARA tidak akan muncul.

"Intensitas keagaaman (kandidat) semuanya aman, ini tidak ada masalah. Aa Gym pasti sadar ini. Namun dia juga tahu sekarang isu-isu SARA mulai muncul di antaranya menyerang Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi," lanjutnya.

Berbeda dengan Jakarta, ketika diserang isu SARA para kandidat di Jabar langsung berubah. Samuh menyoroti langkah politik Emil yang giat berkunjung ke pesantren-pesantren. Juga Dedi yang melepaskan identitas ikat kepalanya menjadi peci.

Prof. Samuh menilai sosok Aa Gym yang identik dengan kelompok religius membuat ia punya kans besar disokong partai Islam. Dan salah satu yang sudah siap menyokong adalah PKS.

"Kami sangat hormat, sangat sayang dan respek. Beliau adalah ikon nasional dan Jabar sebagai ajengan, kyai. Ketika nama Aa Gym muncul, berarti ada sesuatu kegelisahan dan keberpihakan untuk umat," ucap Sekretaris DPW PKS Jabar Abdul Hadi kepada Tirto, Selasa (13/6).

"Di sini ada kesamaan sangat kuat antara PKS dan Aa Gym. Kami terus lakukan dialog dengan beliau. Beberapa hal sudah dibicarakan," katanya lagi.

Sudah jadi pola setiap gelaran Pilgub Jabar, PKS selalu menggaet tokoh populer. Jika Pilgub 2008 menggandeng Dede Yusuf, maka Pilgub 2013 adalah Deddy Mizwar. Lantas apakah Aa Gym akan jadi target PKS selanjutnya?

Abdul menjawab: "Politik adalah dunia kemungkinan, gak menutup peluang. Tiap kondisi punya solusi dan kami senantiasa ada mekanisme musyawarah."

PKS diketahui memastikan berkoalisi dengan Gerindra pada Pilgub Jabar. Gerindra Jabar sendiri merespon dengan baik kemunculan nama Aa Gym. Ketua DPD Partai Gerinda Jawa Barat, Mulyadi, bergembira mendengar nama Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym digadang-digadang maju dalam Pilgub Jabar 2018.

"Prinsipnya, kami menyambut gembira kehadiran Aa Gym menjadi salah satu kontestan di Pilgub Jabar," kata Mulyadi seperti dikutip Antara, Selasa (13/6/2017).

Bagi Mulyadi, kehadiran Aa Gym akan memberikan banyak pilihan kepada masyarakat Jabar untuk menentukan gubernur mereka. "Artinya masyarakat diberi pilihan lebih banyak. Siapa pun yang ingin memikirkan dan memajukan Jawa Barat, (layak) menjadi bahan pertimbangan, kalau memang kandidat tersebut layak," kata dia.

Namun pernyataan Mulyadi ini bertolak belakang dengan sikap salah seorang anggota DPP Gerindra di Jakarta.

"Menurut saya, sih, sebaiknya Aa Gym tidak usah mencalonkan diri jadi gubernur di Jawa Barat. Mungkin masyarakat lebih membutuhkan sosok Aa Gym dalam kapasitas yang selama ini sebagai ulama," ujar Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono saat dihubungi Tirto, Selasa (13/6/2017).

Ia menilai, Aa Gym sudah tepat bertugas sebagai penjaga moral masyarakat dan mengawal pemerintahan. Apabila terjun dalam politik, Aa Gym harus siap menanggung konsekuensi usai Pilkada Jabar.

"Sangat disayangkan kalau, misalkan, nanti Aa Gym maju dalam Pilkada Jabar. Kalau menang lucu. Kalau kalah malu," kata Ferry.

Saat disinggung kemungkinan PKS mengusung Aa Gym, Gerindra tidak memungkiri memang Aa Gym sebagai kandidat dalam Pilkada Jabar. Namun, ia mengaku, Partai Gerindra akan merekomendasikan untuk tidak memajukan Aa Gym dalam Pilkada Jabar karena melihat kapasitasnya di publik.

"Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada kemampuan Aa Gym, saran saya masyarakat justru butuh kapasitas tokohnya Aa Gym yang seperti sekarang," pungkas Ferry.

Baca juga artikel terkait PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari Aqwam Fiazmi Hanifan

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Zen RS