tirto.id - Sebuah jembatan yang menghubungkan dua pulau kecil sebelah tenggara Pulau Bali, yakni Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan dilaporkan roboh pada Minggu (16/10/2016). Peristiwa itu menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai setidaknya 30 orang, demikian dilaporkan BBC.
“Orang-orang sedang melewati jembatan gantung untuk upacara keagamaan ketika kecelakaan itu terjadi,” ujar Kapolres Klungkung, AKBP Arendra Wahyu.
Runtuhnya jembatan yang membawa pejalan kaki dan sepeda motor terjadi sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Saat itu, jembatan begitu padat karena banyak orang tengah mengambil bagian dalam upacara Hindu di sebuah pura dekat jembatan.
Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho menceritakan, sebelum runtuh jembatan itu sudah bergetar. “Beberapa pengendara sepeda motor dan orang jatuh ke laut dan orang-orang di daerah langsung berusaha menyelamatkan mereka," imbuhnya.
Ia menambahkan, dari delapan korban tewas, tiga di antaranya adalah anak-anak berusia antara tiga sampai sembilan tahun. Laporan sebelumnya menyebutkan korban tewas berjumlah sembilan tapi namun direvisi.
Pejabat setempat belum memastikan adanya korban yang hilang. Karena kondisi gelap, proses pencarian korban akan dilanjutkan pada Senin (17/10/2016) pagi.
Salah seorang ekspatriat sekaligus penyelenggara tur di area setempat, Andrew Sutherland menyebutkan jembatan tersebut adalah satu-satunya yang menghubungkan dua pulau."[Jembatan itu] sudah ada selama sekitar 30 tahun dan sudah cukup reyot," katanya.
Andrew menambahkan jembatan ini biasanya hanya digunakan untuk beberapa orang dan sepeda motor untuk menyeberang pada saat yang sama. "Sayangnya hari ini adalah upacara yang sangat besar bagi penduduk setempat dan sejumlah besar orang melintasi jembatan ketika itu runtuh," jelasnya kepada BBC.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari