tirto.id - Menghadapi turnamen bulu tangkis Indonesia Open 2019 yang akan dihelat pada 16-21 Juli di Istora Senayan, Jakarta, pihak panitia bakal menerapkan aturan yang diklaim dapat mencegah praktik percaloan tiket.
Seperti diketahui kendati penjualan tiket yang dilakukan secara online sudah ludes terjual. Namun panitia penyelenggara masih menyediakan tiket yang dijual secara langsung atau on the spot, dengan jumlah ratusan tiket per hari.
"Untuk penjualan tiket online memang sudah tidak bisa kami layani lagi, tapi masih akan ada tiket yang dijual on the spot. Jumlahnya paling tidak 100 tiket untuk masing-masing kelas per hari,” terang Achmad Budiharto, Ketua Panitia Pelaksana Blibli Indonesia Open 2019. Seperti dilansir dari laman PBSI, Rabu (10/7/2019).
Demi mencegah praktik percaloan dalam penjualan tiket on the spot, penyelenggara pun menerapkan aturan yang mengharuskan tiap calon penonton untuk membeli tiket sendiri alias tak bisa diwakilkan.
Tiap satu orang hanya bisa membeli satu tiket untuk kemudian langsung ditempel ke tangan si pembeli. Cara ini dirasa efektif untuk menangkal percaloan. Pasalnya tiket yang telah tertempel bakal rusak jika hendak dilepas.
"Kalau tiketnya dilepas dari tangan, tiket akan rusak dan ditolak saat di-scan masuk ke Istora," jelas Budiharto.
Untuk mengantisipasi animo penonton yang kebetulan tak kebagian tiket, panitia juga menyediakan layar lebar yang akan dipasang di beberapa sudut Istora.
"Bagi yang nasibnya kurang baik, sudah datang antri dan tidak kebagian tiket, di venue akan disediakan beberapa layar lebar, supaya bisa nonton sambil menikmati suasana bazaar. Rencananya akan ada tiga big screen, dari babak pertama," imbuh Budiharto.
Panitia mulai mengerjakan fisik venue pertandingan pada Kamis (11/7), dengan diawali pembuatan lapangan untuk pemanasan atau warming up hall. Ditargetkan segala persiapan fisik akan mencapai 90 persen pada hari Minggu (14/7), dan penyelesaian akhir pada hari Senin (15/7).
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Fitra Firdaus