tirto.id -
Bukan hanya gaya ulama Ma'ruf yang dipertahankan, ttempo bicara yang cenderung agak lambat tetap menyertai Ketua Umum MUI itu pada debat 17 Maret 2019.
Direktur Komunikasi Politik TKN Usman Kansong menegaskan pihaknya tak akan mengubah gaya Ma'ruf hanya demi debat ketiga. Cara mengakalinya adalah dengan memadatkan materi debat sehingga semua bisa tersampaikan dengan baik.
"Ada simulasi ya. Itu kan menyesuaikan dengan waktu. Kita tidak mau memaksa Pak Kiai menjadi orang lain. Kalau Pak Kiai temponya begitu ya kita ga memaksakan mempercepat. Paling nanti materinya kita compress," tegas Usman kepada Tirto, Senin (11/3/2019).
Usman yakin Ma'ruf tak akan kesulitan pada debat mendatang. Sejauh ini dia mengetahui bahwa dalam debat ketiga ada penambahan waktu di saat penyampaian visi-misi dan juga penutup. Hal ini tentunya mempermudah Ma'ruf memaparkan pengetahuannya.
"Cawapres jadi tidak harus tergesa-gesa seperti dikejar timer. Jadi ini membantu juga untuk penyesuaian materi dan intonasi sebagainya," ucap Usman lagi.
Ma'ruf juga diketahui seringkali memakai ayat Alquran untuk melengkapi pemaparannya. Meski tidak semua penonton debat dari kalangan ulama dan santri, Usman tetap percaya omongan Ma'ruf akan sangat relevan dan menarik untuk disimak.
"Kiai kan sebenarnya tidak terlalu sulit [menghadapi debat]. Latar belakang Kiai pun diajarkan soal debat kebangsaan. Bedanya kan forumnya saja. Biasa kan Bahtsul Masail itu di NU," ucapnya lagi.
Jadwal debat cawapres bakal digelar pada Minggu (17/3/2019) di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Tema debat ketiga adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Agung DH
