Menuju konten utama

Jasa Marga Usulkan 10 Ruas Tol Baru Senilai Rp120 Triliun

PT Jasa Marga Tbk mengajukan usulan ke pemerintah untuk memprakarsai pembangunan 10 ruas tol baru senilai Rp120 triliun.

Jasa Marga Usulkan 10 Ruas Tol Baru Senilai Rp120 Triliun
Sejumlah alat berat difungsikan dalam proyek jalan tol Batang-Semarang seksi I di Batang, Jawa Tengah, Senin (9/1/2017). Direktur Utama PT Jasa Marga. Desi Arryani mengatakan total investasi proyek tol ini mencapai Rp11 triliun lebih dengan tarif per kilometer Rp1.100 untuk dioperasikan pada 2018. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra.

tirto.id - Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk, Hasanudin menyatakan perusahaannya telah mengajukan usulan ke pemerintah untuk memprakarsai pembangunan 10 ruas tol baru. Rencananya, pembangunan 10 ruas tol baru itu akan menelan biaya investasi mencapai Rp120 triliun.

Apabila pemerintah menyetujui usulan Jasa Marga itu, pengerjaan 10 ruas tol baru tersebut akan berlangsung pada 5-10 tahun ke depan. Sepuluh ruas tol baru itu di luar ruas yang sudah ada.

"Target kami, hingga 2019, konsesi sudah mencapai 2000 km dan tol terbangun 1000 kilometer," kata Hasanudin, seperti dikutip Antara, pada Selasa (31/1/2017).

Dia menjelaskan 10 ruas tol baru tersebut memiliki jalur yang melintasi kawasan sekitar DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Antara lain, setelah Jakarta Elevated I dan II, nanti akan disambung terus ke bawah ketemu Jakarta-Cikampek (Japek selatan) sekitar 40-50 kilometer, dan sambung terus jadi Cipularang II sampai ke Bandung. Jadi, Cipularang II ini selain tambahan kapasitas juga jalan keluar jika di Cipularang I ada gangguan," kata Hasanudin.

Setelah itu, dia menambahkan, ruas Cipularang II akan diteruskan lagi untuk disambung dengan tol baru ke arah Bandung Utara. Lalu, juga akan dibangun tol baru untuk akses ke Patimban dan Pelabuhan Cirebon baru ke arah Tol Cipali.

"(Jasa Marga) juga ingin bangun tol Trans Jawa di sebelah utara, Demak-Surabaya dan sisi selatan Cileunyi-Garut-Tasikmalaya-Cilacap sekitar 235 kilometer. Selanjutnya (jalur) Cilacap-Yogyakarta hingga Solo, biar orang lain (perusahaan lain) saja," kata Hasanudin.

Selain ruas-ruas tol baru tadi, Jasa Marga juga berminat membangun penghubung trans Jawa utara dan selatan, yakni tol untuk jalur Tegal menuju Cilacap.

"Semua ruas itu, pra studi kelayakannya sudah dilakukan," kata dia.

Menurut Hasanudin Jasa Marga berencana menggandeng pihak swasta asing dan dalam negeri untuk pengerjaan 10 ruas tol baru tersebut.

"Contohnya untuk ruas Cileunyi-Garut-Tasikmalaya-Cilacap akan menggandeng BUMN tol Malaysia," kata dia.

Sementara itu, menurut Direktur Jendral Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Arie Setiadi Moerwanto, di masa belakangan memang banyak perusahaan swasta dan BUMN mengusulkan pembangunan proyek-proyek prakarsa tol baru di Indonesia.

Terutama sekali, kata Arie, jalur tol baru di sekitar kawasan Jabodetabek, Bandung ke utara dan daerah-daerah lain di Pulau Jawa serta Bali.

"Ya banyak. Mereka umumnya menginginkan proyek kerja sama di luar proyek yang diajukan pemerintah (unsolicited project) ," kata Arie di sela Seminar Ekonomic Outlook 2017 di Jakarta, pada hari ini Jasa Marga Usulkan 10 Ruas Tol Baru Senilai Rp120 Triliun

Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk, Hasanudin menyatakan perusahaannya telah mengajukan usulan ke pemerintah untuk memprakarsai pembangunan 10 ruas tol baru. Rencananya, pembangunan 10 ruas tol baru itu akan menelan biaya investasi mencapai Rp120 triliun.

Apabila pemerintah menyetujui usulan Jasa Marga itu, pengerjaan 10 ruas tol baru tersebut akan berlangsung pada 5-10 tahun ke depan. Sepuluh ruas tol baru itu di luar ruas yang sudah ada.

"Target kami, hingga 2019, konsesi sudah mencapai 2000 km dan tol terbangun 1000 kilometer," kata Hasanudin, seperti dikutip Antara, pada Selasa (31/1/2017).

Dia menjelaskan 10 ruas tol baru tersebut memiliki jalur yang melintasi kawasan sekitar DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Antara lain, setelah Jakarta Elevated I dan II, nanti akan disambung terus ke bawah ketemu Jakarta-Cikampek (Japek selatan) sekitar 40-50 kilometer, dan sambung terus jadi Cipularang II sampai ke Bandung. Jadi, Cipularang II ini selain tambahan kapasitas juga jalan keluar jika di Cipularang I ada gangguan," kata Hasanudin.

Setelah itu, dia menambahkan, ruas Cipularang II akan diteruskan lagi untuk disambung dengan tol baru ke arah Bandung Utara. Lalu, juga akan dibangun tol baru untuk akses ke Patimban dan Pelabuhan Cirebon baru ke arah Tol Cipali.

"(Jasa Marga) juga ingin bangun tol Trans Jawa di sebelah utara, Demak-Surabaya dan sisi selatan Cileunyi-Garut-Tasikmalaya-Cilacap sekitar 235 kilometer. Selanjutnya (jalur) Cilacap-Yogyakarta hingga Solo, biar orang lain (perusahaan lain) saja," kata Hasanudin.

Selain ruas-ruas tol baru tadi, Jasa Marga juga berminat membangun penghubung trans Jawa utara dan selatan, yakni tol untuk jalur Tegal menuju Cilacap.

"Semua ruas itu, pra studi kelayakannya sudah dilakukan," kata dia.

Menurut Hasanudin Jasa Marga berencana menggandeng pihak swasta asing dan dalam negeri untuk pengerjaan 10 ruas tol baru tersebut.

"Contohnya untuk ruas Cileunyi-Garut-Tasikmalaya-Cilacap akan menggandeng BUMN tol Malaysia," kata dia.

Sementara itu, menurut Direktur Jendral Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Arie Setiadi Moerwanto, di masa belakangan memang banyak perusahaan swasta dan BUMN mengusulkan pembangunan proyek-proyek prakarsa tol baru di Indonesia.

Terutama sekali, kata Arie, jalur tol baru di sekitar kawasan Jabodetabek, Bandung ke utara dan daerah-daerah lain di Pulau Jawa serta Bali.

"Ya banyak. Mereka umumnya menginginkan proyek kerja sama di luar proyek yang diajukan pemerintah (unsolicited project) ," kata Arie di sela Seminar Ekonomic Outlook 2017 di Jakarta, pada hari ini.

Ia menambahkan, “Prinsipnya pemerintah tetap transparan. Nanti ada lelangnya dengan hak khusus kepada pemrakarsa."

Baca juga artikel terkait JALAN TOL atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom