Menuju konten utama

Janji-janji Agus-Sylviana di Kampanye Pilgub DKI 2017

Menengok ke belakang perjalanan kampanye Agus-Sylvi beberapa janji-janji sudah mereka berikan untuk membenahi masalah di Jakarta jika mereka akan terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Selain itu selama melakukan kampanye ke beberapa daerah Agus-Sylvi juga mengungkapkan pendapatnya mengenai masalah yang ada di Jakarta.

Janji-janji Agus-Sylviana di Kampanye Pilgub DKI 2017
Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) menyapa warga ketika mengunjungi Kompleks UKA, Tugu Utara, Jakarta, Senin (16/1). Kedatangan Agus yang rencananya akan berdialog dengan warga batal akibat hujun deras dan akhirnya melanjutkan kampanye ke lokasi lain. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

tirto.id - Menengok ke belakang perjalanan kampanye Agus-Sylvi beberapa janji-janji sudah mereka berikan untuk membenahi masalah di Jakarta jika mereka akan terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Selain itu selama melakukan kampanye ke beberapa daerah Agus-Sylvi juga mengungkapkan pendapatnya mengenai masalah yang ada di Jakarta. Beberapa komentar diantaranya dirangkum oleh Tirto.ID di bawah ini.

Transportasi

Salah satu menjadi fokus Agus mengenai transportasi yang ada di Jakarta adalah kemacetan. Agus mengungkapkan beberapa solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, salah satunya Agus ingin mengurangi pengguna kendaraan pribadi.

Agus mengatakan ”Bisa diterapkan biaya parkir yang cukup tinggi, lalu bayar tolnya juga. Nanti semua itu untuk subsidi publik transportasi. Setiap pengguna kendaraan umum tentu harus diberikan insentif”

Agus menginginkan pengguna kendaraan pribadi tersebut untuk menggunakan kendaraan umum sebagai ganti transportasi yang dapat digunakan. Namun menurutnya perpindahan dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum ini tidak mudah dilakukan. Perlu ada penyesuaian untuk memudahkan pengguna kendaraan pribadi berpindah ke kendaraan umum.

”Kalau tidak ada insentif yang baik, artinya insentif itu kalau transportasi publik belum memiliki aksesibilitas yang luas, kemudian juga belum terlalu dirasakan aman nyaman, bisa digunakan kapan saja oleh siapa pun, di mana pun. Kemudian juga kalau masih ada hambatan terkait manajemen transportasi publik tersebut yang mengakibatkan tidak tepat waktu, kita harus meyakinkan bahwa transportasi publik dapat terjangkau oleh masyarakat, siapapun,” ungkap Agus.

Selain itu Agus mempunyai solusi lain untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Yakni dengan menggunakan sungai sebagai jalur transportasi air sebagai alternatif jalan di Jakarta.

”Kami ingin gunakan sungai Jakarta untuk transportasi lintas air. Ini harapannya walaupun sekali lagi tidak sebesar yang dibayangkan, tapi paling tidak untuk lokasi tertentu itu bisa efektif untuk urai kemacetan atau paling tidak menjadi alternatif bagi warga dalam transportasi dan menghindari kemacetan yang ada di DKI”

Menurut Agus transportasi menggunakan sungai ini dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa wilayah yang ada di Jakarta ,“Transportasi lintas sungai juga bisa dikembangkan untuk menghubungkan satu titik dengan titik lainnya. Intinya semua harus terintegrasi,”

Bagi Agus kemacetan bukan tidak dapat diatasi, baginya masih ada solusi untuk mengatasi kemacetan yang ada di Jakarta

“Kemacetan di Jakarta memang menjadi-jadi. Kemacetan disebut sebagai permasalahan akut dan dianggap permanen. Akan tetapi, saya yakin dengan kreativitas mencari solusi, kita dapat mengurangi dampak kemacetan,"

Selain itu Agus ingin menata pasar tradisional kembali, ia merencanakan untuk membangun pasar tradisional sesuai dengan aspirasi warga yang diterimanya “Saya akan bekerja sama dengan para arsitek, saya akan bikin sayembara desain, jadi desaiinnya nanti harus menarik.” kata Agus

Sosial ekonomi

Mengenai isu sosial ekonomi Agus membahas mengenai kemiskinan yang ada di Jakarta. Salah satu yang dikatakan Agus adalah mengenai pedagang kaki lima (PKL). Bagi Agus PKL akan diberikan tempat yang layak dan tidak hanya dipindahkan saja. Baginya penggusuran PKL harus disertai solusi “(kalau digusur tanpa solusi) bertambahlah kemiskinan di ibu kota. Saya benar-benar ingin melalukan pendekatan humanis,” kaya Agus. kara menurutnya penempatan PKL ke wilayah yang lebih baik dapat meningkatkan kesejahteraan PKL.

Agus mengatakan “Bagi saya, saya benar-benar ingin meningkatkan kesejahteraan (PKL) dengan cara menempatkan (PKL) di lokasi yang baik, ditertibkan dalam arti ditata sehingga higienis dan teratur”

Selain itu untuk mengurangi kemiskinan Jakarta Agus akan memprioritaskan warga Jakarta. Hal ini dikatakan karena tidak mungkin untuk mencegah urbanisasi warga ke Jararta. “Bagi saya, yang jelas warga Jakarta yang sudah ada itu mendapat prioritas lebih dulu, mereka harus benar-benar punya kehidupan yang layak” ungkapnya.

Selain tidak ingin menggusur tanpa solusi bagi PKL, Agus juga memaklumi kondisi pemukiman kumuh dan miskin atau biasa disebut warga ‘kumis’. Agus mengatakan baginya tidak ada istilah kumis. “Tadi ada istilah kumis, tapi bagi saya kumis kekuatan” ungkap Agus.

Agus mengatakan akan mendengarkan aspirasi warganya, tidak hanya menggusur dan meminggirkan warganya. “Membangun itu penting, tapi paling penting manusianya” kata Agus.

Pendidikan

Mengenai isu pendidikan Agus mengatakan ingin meningkatkan kesejahteraan guru, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja yang baik bagi guru di Jakarta.

”Tapi juga tidak kalah penting adalah bagaimana guru berperan baik. Dan itu semua ditentukan kesejahteraan guru harus ditingkatkan, karena kesejahteraan yang baik akan berpengaruh pada kinerjanya,”

Karena menurut Agus kinerja guru akan mempengaruhi kualitas pendidikan yang ada di Jakarta. “Peningkatan semua guru harus ditingkatkan dengan peningkatan kompetensi, harus mencapai standar yang baik. Agar benar-benar tidak sebagai tenaga pengajar, tapi kaum intelek di sekolah”

Peningkatan pendidikan ini menurut Agus dapat membantu mengurangi kemiskinan. Untuk hal itu Agus ingin meningkatkan kualitas pendidikan hingga level tinggi.

“Bagi kami pendidikan merupakan senjata untuk memerangi kebodohan, dan memutus rantai kemiskinan di Jakarta, khususnya. Kami ingin sekali bisa meningkatkan kualitas pendidikan, di level apapun. Tentu dari dasar sampai dengan level tinggi” ungkapnya.

Selain itu Agus juga berencana untuk meningkatkan budaya Betawi, “Kebudayaan harus diangkat dan dimajukan karena kalau tidak akan kehilangan jiwa. Kebudayaan Betawi dapat dikembangkan dalam festival kelas internasional,” ungkapnya.

Selain itu masalah keamanan di Jakarta juga menjadi salah satu yang dibahas oleh Agus. Agus mengatakan bahwa masalah keamanan merupakan salah satu faktor pertumbuhan dan perkembangan Jakarta.

Agus berkata “Saya berkali-kali bilang saya ini mantan militer yang selalu urusannya masalah keamanan stabilitas. Jadi itu menjadi prakondisi utama bagi Jakarta ini untuk bisa tumbuh dan berkembang. Kalau tidak aman maka tidak mungkin mereka akan nyaman hidupnya.”

Lingkungan

Mengenai masalah Reklamasi, Agus mengungkapkan dirinya akan menghentikan sejenak, namun bukan berarti ia akan menghentikan atau melanjutkan proses reklamasi Jakarta. “Kami akan menghentikan sejenak untuk melalukan review secara komprehensif” ungkap Agus

Selain itu untuk menghadapi masalah banjir Agus ingin membuat sumur-sumur resapan yang lebih banyak. “Masalah banjir adalah masalah pelik. Tapi bagi saya adalah bagaimana menghadirkan sumur-sumur resapan” kata Agus

Di sisi lain Sylviana mengatakan untuk membuat ruang terbuka lebih banyak di Jakarta, yakni dengan membuat taman interaktif. Sylviana mengatakan “Hal itu baik sekali. Apalagi sekarang ada UU Agraria yang menyatakan bahwa lahan yang tidak dirawat oleh pemiliknya dapat diambil alih pemda, kita bisa buat ruang terbuka hijau”

Agus juga mengatakan ia ingin membangun ruang terbuka yang lebih banyak, yang dapat digunakan untuk berolah raga. Menurutnya car free day merupakan salah satu cara yang baik tetapi dengan membangun ruang olahraga yang lebih banyak akan mempermudah warga Jakarta untuk berolahraga. “Jadi mereka jangan hanya car free day sebagai ajang olahraga pada hari minggu, ini yang tidak kita harapkan. Justru (ingin supaya) bisa setiap saat (olahraga), pagi sebelum bekerja, sore atau malam dengan penerangan yang baik.” ungkap Agus.

Baca juga artikel terkait AGUS-SYLVIANA atau tulisan lainnya dari Ellya Mutia Fansuraini

tirto.id - Politik
Reporter: Ellya Mutia Fansuraini
Penulis: Ellya Mutia Fansuraini
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan