Menuju konten utama

Janji Ahok dan Keluhan Warga Pelosok Pulau Pramuka

Warga di pelosok pulau merasa belum diperhatikan.

Janji Ahok dan Keluhan Warga Pelosok Pulau Pramuka
Gubernur non-aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengunjungi Pulau Kelapa yang ada di bagian utara Kepulauan Seribu pada Senin (30/1). Foto/Dany.F /Tim pemenangan Badja

tirto.id - Calon gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berjanji akan meningkatkan kualitas pendidikan, layanan kesehatan, dan kesejahteraan para guru honorer. Janji itu dia sampaikan saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Senin (30/01/2017).

Kedatangan Ahok di Pulau Pramuka memang disambut antusias warga. Warga menyambutnya dengan alunan musik gambang kromong dan teriakan dukungan. "Dua, dua, dua," teriak warga. Dua adalah nomor urut Ahok di Pilkada DKI Jakarta.

Saat berkeliling melihat kondisi warga seorang perempuan bernama Siti Masytoh menghadang Ahok. Ia mengundang Ahok datang ke acara panen pertama budidaya ikan krapu di bulan Februari atau Maret 2017 nanti. “Kami mau undang dia (Ahok) agar menghadiri awal panen nanti,” katanya.

Bukan hanya berjanji untuk hadir, Ahok juga memotivasi Siti agar menambah jumlah pegawainya. Menurut Ahok, Pulau Pramuka cocok dijadikan tempat budi daya ikan krapu. “Saya bilang sama dia, kalau bisa tambah pegawai, jadi bos kan lumayan. Jadi Pulau Pramuka ini nantinya bisa jadi tempat pembudidayaan ikan krapu,” katanya.

Di sisi lain, Ahok juga menegaskan bahwa pendidikan anak akan menjadi hal yang dia perhatikan. Bukan hanya polio, tapi juga anak-anak yang menderita tuna rungu, tuna wicara, disabilitas – yang tidak mungkin dibawa bersekolah di Jakarta. “Kita lagi pikir bagaimana tiap Sabtu, Minggu, ada guru yang datang. Gurunya juga bisa sambil untuk wisata,” ujarnya.

Ahok berjanji akan menyediakan kapal dan tempat tinggal bagi para guru yang ingin mengajar di Pulau Pramuka. Sehingga pendidikan yang diberikan berkualitas. Terkait banyaknya guru honorer yang menerima gaji di bawah Rp 500 ribu, Ahok yakinkan akan memperbaikinya dengan pendekatan kesejahteraan. “Kalau dia gak bisa jadi PNS, maka pendekatannya kesejahteraan. (dengan cara pemberian) UMP,” ujarnya.

Ahok juga berjanji mengatasi kesehatan anak-anak di Pulau Pramuka. Mantan bupati Bangka Belitung itu menjanjikan peraturan bahwa semua anak harus mendapat vaksin sejak dini. “Kalau dulu ‘kan masih ada anak yang gak vaksin,” katanya.

Warga pelosok pulau tidak dijangkau

Selain Ahok, calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno juga pernah mengunjungi Pulau Pramuka. Saat berkunjung, baik Ahok, Anies, ataupun Sandi sama-sama hanya menjamah sebagian kecil wilayah pulau yang ada di bibir dermaga.

Hal ini lantaran ketiga calon yang berkunjung tersebut belum bisa menjangkau rakyat yang berada di daerah pelosok Pulau Pramuka. Padahal, dengan luas yang hanya 334.686 m dan populasi sebesar kurang lebih 2.000 jiwa, seharusnya tidak sulit untuk melihat seluruh kehidupan warga di sana.

Pada kunjungan Anies ke Kepulauan Seribu akhir 2016 silam, Anies hanya membuat janji-janji tentang kesejahteraan. Lebih lanjut, Anies juga mengatakan program unggulannya tentang LRT (light rapid transit) ataupun BRT (bus rapid transit) untuk memudahkan akses ke Kepulauan Seribu. “Kepulauan Seribu ini ‘kan bagian dari Jakarta juga,” katanya.

Namun, kedatangan Anies bahkan tidak diketahui oleh warga yang berada di daerah belakang Pulau Pramuka. Ibu Zaenab contohnya. Ibu berumur 41 tahun yang tinggal di RT 03 RW 04 Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara ini mengutarakan bahwa Anies ataupun Sandi tidak berkunjung ke daerah rumahnya yang berada di lapangan dekat tempat pengembangbiakan tanaman bakau di Pulau Pramuka.

“Biasa saja,” katanya datar.

Zaenab juga tidak antusias dengan janji Anies dan Sandi yang ingin menerapkan biaya Rp 5000 untuk akses transportasi ke Kepulauan Seribu. “Ah, itu mah cuman…Ah! Khayalan doang itu mah!”

Ahok pun tidak lolos dari kecaman negatif para penduduk Pulau Pramuka yang minim sorotan media. Sepanjang blusukan, Ahok misalnya tidak melihat pangkal masalah yang terjadi di Pulau Pramuka. Contoh saja masalah bahan baku. Muslim, warga Pulau Pramuka yang sehari-harinya berjualan Leker di dekat dermaga mengatakan bahwa harga kebutuhan pokok di Pulau Pramuka terhitung mahal.

“Beras, sama yang lain masih normal lah kenaikan harganya. Yang parah itu telur bisa mencapai 25 ribu sampai 30 ribu rupiah. Gas juga (3kg) bisa mencapai 22 ribu rupiah.” katanya. Di Jakarta, harga telur biasanya berkisar antara 19 ribu sampai dengan 24 ribu rupiah.

Pemerintah juga tidak menyelesaikan masalah kesulitan air bersih di Pulau Pramuka. Pasokan air bersih RO (reverse osmosis) di Pulau Pramuka seringkali tidak mencukupi. Beruntung Muslim berinisiatif untuk menggalakan RO atas nama pribadi, sehingga rakyat Pulau Pramuka sudah mulai bisa mengatasi kendala air bersih. “Air bersih udah mulai cukup sejak 2008, kadang yang sulit itu air mandi,” katanya.

Masalah lain di Pulau Pramuka adalah penangkaran penyu. Sekarang, penangkaran penyu di Pulau Pramuka sudah tidak ada. Ditemui di kediamannya, Salim selaku ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan di Pulau Pramuka menuturkan bahwa pihaknya sudah melepas seluruh penyu yang ada di penangkaran ke laut. Hal ini dia lakukan karena pemerintah tidak ada yang mendengarkan keluh kesahnya.

“Kemarin sempat datang timsesnya itu, Santi namanya. Katanya besok mau datang (Ahok). Mana sampai sekarang gak datang-datang,” keluhnya.

Salim berharap calon pemimpin tidak hanya menyapa warga di sekitar bibir dermaga. Sebab jika mereka hanya melihat kondisi yang ada di permukaan, lalu siapa yang melihat masyarakat yang masih penuh kekurangan?

Baca juga artikel terkait PILGUB DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Jay Akbar