tirto.id - Direktur Utama PT Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto mengklaim, revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) yang sedang digarap tak akan menghilangkan fasilitas seni dan pengetahuan yang telah ada.
Ia mengklaim, revitalisasi tersebut hanya bertujuan memodernisasi TIM.
"Jadi yang ada itu kita modernisasikan. Bukan dihilangin. Makanya ada tudingan yang mengatakan TIM akan hilang. Itu kurang pas. Ini tampak depan, TIM akan menjadi ikon. Ini akan menjadi sangat Instaragammble kedua setelah Velodrome lah," katanya saat ditemui di kantor Jakpro, Thamrin City, Senin (25/11/2019).
Salah satunya yang akan direvitalisasi adalah Kineforum.
"Kineforum juga mau direvitalisasi kapasitas 25 orang. Dimanfaatkan memutar film-film yang tidak diputar di studio komersil atau XXI. Di sini dunia sinematografi akan bisa bebas berekspresi," ujarnya.
Ia juga bilang, Toko Buku Bengkel Deklamasi yang sempat dikeluhkan sejumlah peminat buku ketika ada kabar akan dipindahkan pada awal 2019 lalu. Terkair hal ini, Wahyu memastikan bahwa toko itu akan tetap ada.
"Toko buku Pak Yos enggak akan kita gusur nanti. Kita akan modernisasi. Dan kemarin sudah ketemu dengan beliau, beliau sangat senang sekali," imbuh dia.
Proyek revitalisasi TIM sudah dimulai sejak Juli 2019. Total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp1,8 triliun.
Pemprov DKI sudah mengantongi anggaran yang bersumber dari APBD 2019 sebesar Rp200 miliar. Sisanya, diajukan dalam rancangan anggaran 2020 dan 2021.
Revitalisasi tahap 1 meliputi bangunan Masjid Amir Hamzah berlokasi di area Plaza Graha Bhakti Budaya, Gedung Parkir Taman dan Pos Damkar (Juli-Desember 2019).
Tahap lanjutan, revitalisasi meliputi Gedung Perpustakaan dan Wisma TIM termasuk hotel bintang 5 (Juli 2019-Desember 2020) di area eks kantor DPP angkatan 66 ARH hingga jajaran kantin. Proyek revitalisasi ini direncanakan akan selesai pada pertengahan tahun 2021.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Zakki Amali
