Menuju konten utama

Jakarta Tak Cocok Lagi Sandang Predikat Ibu Kota

Macet, banjir, dan semrawut menjadi alasan utama mengapa Jakarta tidak lagi cocok mengemban predikat ibu kota. Salah satu kandidat kota yang berpotensi menjadi ibu kota baru adalah Palangkaraya.

Jakarta Tak Cocok Lagi Sandang Predikat Ibu Kota
Warga berada di dalam rumah makan yang tergenang banjir di Jakarta, Selasa (11/4). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Anggota Komisi II DPR Achmad Baidowi menilai Jakarta sudah tidak cocok lagi mengemban predikat ibu kota sekaligus pusat pemerintahan. Menurut dia, ibu kota sudah sangat semwrawut,macet dan tidak aman dari banjir.

"Salah satu alasan yang mengemuka ibu kota harus pindah karena Jakarta sudah sangat semrawut, macet dan tidak aman dari bencana banjir, lalu apabila banjir menerjang Jakarta maka kerugian materiil semakin bertambah," ujar Baidowi di Jakarta, Rabu (12/4/2017), seperti diberitakan Antara.

Ketiga hal tersebut, menurut Baidowi menjadi faktor penghambat tersendiri misalnya terkait macet setiap hari sudah banyak kerugian akibat pemborosan BBM dan juga kerugian waktu.

Politisi PPP itu menilai memosisikan Jakarta sebagai kota perdagangan dan jasa sudah tepat dan sekarang tinggal pemerintah menghitung kalkulasi anggaran yang dibutuhkan ketika ibu kota negara pindah ataupun perpindahan pusat pemerintahan.

“Tinggal pilih beberapa alternatif untuk dibuat kalkulasi dan dibandingkan dengan biaya yang harus keluar jika ibu kota dan pusat pemerintahan tetap di Jakarta,” ucapnya.

Ia menambahkan, wacana pemindahan ibu kota membutuhkan keberanian politik untuk merealisasikannya karena selama ini hanya sekedar wacana namun tidak pernah terwujud.

"Menuju realisasi wacana tersebut, pemerintah bisa membandingkan dengan pemindahan ibu kota ataupun pusat pemerintahan yang ada di beberapa negara. Selanjutnya, jika sudah positf tinggal menyiapkan payung hukum serta persiapan sarana dan prasarana," katanya.

Untuk diketahui, kajian pemindahan ibu kota dari Jakarta ke wilayah baru di luar Pulau Jawa ditargetkan selesai tahun 2017. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (10/4/2017).

Ada beberapa kota kandidat yang menurut Bambang berpotensi menjadi ibu kota baru. Dia mengakui salah satu kandidat ibu kota baru adalah Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

"Pokoknya harus di luar Jawa [untuk kandidat lainnya]. Sudah, nanti malah munculin spekulan lagi," kata Bambang seusai menghadiri Regional Workshop on Country Safeguard System bersama Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB).

Tim Bappenas, Bambang melanjutkan, sedang menganalisis kriteria wilayah, kemudian kesiapan dan ketersediaan lahan, hingga sumber pendanaan untuk pembangunan ibu kota baru tersebut.

Dalam kesempatan sebelumnya, Bambang mengatakan rencana pemindahan ibu kota muncul kembali karena adanya kebutuhan pembentukan pusat ekonomi baru.

Menurut dia, Pulau Jawa terlalu mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Itu pun aktivitas perekonomian di Jawa lebih banyak terkosentrasi di kawasan Jabodetabek atau DKI Jakarta, belum merata ke seluruh lapisan.

"Maka, perlu membangun pusat perekonomian baru di luar Pulau Jawa," ujar Bambang di Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Baca juga artikel terkait JAKARTA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra