Menuju konten utama

Isu Miring Menerpa Qatar Saat Tampil Brilian di Piala Asia 2019

Timnas Qatar tampil brilian di sepanjang Piala Asia 2019, tapi penampilannya itu ternyata diikuti isu yang tak sedap.

Isu Miring Menerpa Qatar Saat Tampil Brilian di Piala Asia 2019
Timnas Qatar di piala Asia. Instagram/afcasiancup

tirto.id - "Kami semua membikin kesalahan, tapi semua pemain sudah berusaha sebaik-sebaiknya. Kami berusaha membuat orang-orang Uni Emirat Arab [UEA] bahagia dan kami terus berusaha sampai akhir. Namun, kami harus mengakui bahwa Qatar adalah tim yang jauh lebih baik."

Alberto Zaccheroni, pelatih UEA, berkata seperti itu setelah timnya dilibas Qatar 0-4 pada babak semifinal Piala Asia 2019, Selasa (29/1/2019) kemarin. Pernyataan Zaccheroni itu sangat jujur. Pada awal-awal laga, ia memang salah menerapkan taktik di mana pemain-pemain UEA juga tampil jauh di bawah harapan. Namun bagaimana pun cara UEA mencoba memperbaiki keadaan, Qatar memang kelewat bagus bagi mereka.

Pernyataan Zaccheroni tersebut tentu ada buktinya: Qatar mencetak dua gol di babak pertama dan mencetak dua gol lagi di babak kedua. Itu berarti, perubahan yang dilakukan UEA nyaris tidak sedikit pun berdampak terhadap permainan Qatar.

Mengawali turnamen dengan status bukan tim unggulan, Qatar memang selalu bermain apik di sepanjang Piala Asia 2019. Bertanding sebanyak enam kali dari babak penyisihan grup hingga babak semifinal, Qatar selalu menang.

Hebatnya, kemenangan-kemenangan itu juga dilengkapi dengan catatan mengagumkan. Sementara gawang mereka tidak sekali pun kebobolan, kemampuan mereka dalam menjebol gawang juga nyaris tiada lawan: sejauh ini Qatar sudah mencetak 16 gol di Piala Asia 2019, menjadi yang paling tajam dalam turnamen.

Karena penampilannya itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Qatar mampu mencapai final Piala Asia.

Yang menarik, pencapaian bersejarah Qatar di Piala Asia ini terancam berubah menjadi hujatan dari banyak orang. Pasalnya, menurut penyelidikan yang dilakukan Scott McIntyre, seorang jurnalis sepakbola Asia, ada indikasi Qatar memalsukan dokumen para pemainnya.

Dokumen Bassam Al-Rawi dan Almoez Ali Diragukan

Pada 23 Januari 2019, melalui akun Twitter pribadinya, Scott McIntyre mengatakan ia mendapat kabar beberapa pemain Qatar tidak memenuhi syarat bermain di Piala Asia 2019. Dua di antara pemain itu adalah Bassam Al-Rawi, bek Qatar, dan Almoez Ali, penyerang andalan Qatar yang saat ini menjadi top skorer sementara Piala Asia 2019 dengan torehan delapan gol.

Menurut kabar yang diterima McIntyre, Bassam Al-Rawi dan Almoez Ali tidak lahir di Qatar. Almoez lahir di Sudan, Al-Rawi lahir di Iran. Yang kemudian menjadi masalah, mengingat usia Almoez masih 21 tahun dan usia Al-Rawi masih 22 tahun, berdasarkan salah satu regulasi FIFA yang terdapat dalam "Article 7", mereka berdua juga tidak memenuhi syarat untuk membela Qatar di Piala Asia 2019.

Salah satu pasal dalam "Article 7" itu menyebut seorang pemain yang dapat memperkuat sebuah negara setidaknya sudah menetap di negara itu selama 5 tahun, dihitung sejak usianya mencapai 18 tahun.

Dari sana, McIntyre kemudian berusaha menghubungi Asosiasi Sepakbola Asia [AFC] untuk mengklarifikasi. Namun, salah satu orang AFC mengatakan kedua pemain itu tidak melanggar regulasi. McIntyre lantas merujuk aturan lain dalam "Article 7": jika dua orang pemain itu tetap diperbolehkan membela Qatar, salah satu dari orang tua kandung mereka atau kakek dan nenek mereka berarti lahir di Qatar.

Merasa penasaran, McIntyre kembali bertanya kepada AFC untuk memastikan apakah salah satu orangtua kandung atau nenek dan kakek kedua pemain tersebut memang lahir di Qatar. AFC tidak mau menjawab, malahan mereka menyuruh McIntyre bertanya langsung kepada Asosiasi Sepakbola Qatar.

Pada 26 Januari 2019, McIntye akhirnya mendapatkan kepastian bahwa Al-Rawi dan Almoez Ali memang memiliki darah Qatar – ibu kedua pemain itu lahir di Qatar. Itu artinya, kedua pemain itu memang tidak menyalahi regulasi FIFA. Namun, sumber terpercaya McIntyre menyatakan mereka masih meragukan kepastian itu.

Penyelidikan McIntyre pun berlanjut sampai akhirnya ia mendapatkan penemuan mengagetkan: berbarengan dengan kemenangan Qatar atas Bahrain, sumber McIntyre mengonfirmasi bahwa ibu dari Al-Rawi ternyata lahir di Rawa, Irak. Selain itu, ada kemungkinan ibu dari Almoez Ali juga lahir di luar Qatar.

Dari penemuannya itu, McIntyre kemudian berpendapat timnas UEA kemungkinan besar akan melayangkan protes secara resmi terhadap AFC. Lantas apabila protes tersebut benar-benar dilakukan dan penemuan McIntyre terbukti kebenarannya, bagaimana nasib Qatar di Piala Asia 2019? Barangkali, nasib mereka bisa sama buruknya saat mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Baca juga artikel terkait PIALA ASIA 2019 atau tulisan lainnya dari Renalto Setiawan

tirto.id - Olahraga
Reporter: Renalto Setiawan
Penulis: Renalto Setiawan
Editor: Mufti Sholih